Apa yang anda pikirkan ketika melihat gambar di atas? paris, menara eiffel? baru beberapa minggu ini aku mengganti dinding wallpaper kamar. alasannya bukan karena bosan dengan wallpaper yang lama, tapi karena aku ingin sekali bisa menginjakkan kaki ke eropa dan salah satu tujuannya adalah paris. ini adalah salah satu mimpi baru ku dari sekian mimpi yang belum terwujud dan aku masih berusaha untuk meraihnya (-.-)9.
keinginan ini muncul ketika aku baru membaca beberapa lembar halaman dari novel "99 cahaya di langit eropa". kota awal yang di ceritakan adalah Wina di Austria. ada gereja Baroque St. Charles dimana gereja itu terapit oleh 2 tiang yang terinspirasi dari minaret masjid. ada pula mantel Raja Roger II yang berkaligrafi arab tersimpan di museum Schatzkammer. kota ke 2 adalah Paris. kita mengenal Paris sebagai kota romantis dengan gemerlap cahaya lampunya, menara eiffel menjadi tujuan utama para touris dan juga museum louvre yang menyimpan lukisan terkenal ratu Mona Lisa yang juga di bukukan dalam novel The Davinci Code. namun ada yang lebih menarik dari sekedar menara eiffel dan lukisan ratu Mona Lisa yang ternyata hanya berukuran sedikit lebih besar dari gambar president di kelas-kelas sekolah :O. selain itu, ada lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus yang bertema Madonna and Child. yang menarik dari lukisan itu adalah hijab yang dikenakan Bunda maria sebagiannya bertuliskan lafadz Laa ilaa haillallah dengan gaya tulisan Pseudo Kufic atau coretan imitasi tulisan arab. pada masanya lafadz Laa ilaa haillallah adalah kata favorite di timur tengah dan tema lukisan "Virgin Mary and Child" juga menjadi tema favorite pelukis dimasa itu. maka tak heran pelukis zaman kegelapan Eropa melukis Bunda Maria dengan model memakai kain berlahfadz tauhid karena sebenarnya ia tidak tahu apa arti dari lahfadz tersebut oleh karena itu juga lahfadz Laa ilaa haillallah dalam lukisan tersebut terlihat tidak sempurna. betapa terlihat bangsa eropa dulu juga meniru kebudayaan islam yang dianggap lebih maju pada masanya. selain itu ada Quadriga Arc de Tromphe du Carrousel berlatar belakang horizon garis lurus Axe Historique yang membelah kota Paris, garis ini searah dengan kiblat dan Napoleon lah yang membuat garis Imajiner itu sepulangnya dari ekspedisi mesir. walaupun minioritas dari penduduk paris non muslim tapi sebuah Masjid Agung Paris, Le Grande Mosquee de Paris masih berdiri tegak di pusat kota Paris. subhanalloh... jika kita mengetahui hanya kota Parislah yang terkenal dengan cahayanya, namun masih ada lagi kota yang dijuluki sebagai The true city of light. yaitu cordoba, kota seribu cahaya. kamu pernah mendengar sebuah masjid yang kini menjadi gereja? ya Mezquita, kamu akan menemukannya di Cordoba namun ia telah beridentitas baru menjadi Katedral. di dalam Mezquita ini ada sebuah mihrab yang kini dipagari dengan terali besi. Namun jika di perhatikan mihrab itu tidak sepenuhnya menghadap kiblat di Mekkah. Kenapa bisa begitu? Sergio seorang guide tour memberi penjelasan di buku ini. Sultan Al-Rahman memang sengaja membuatnya begitu, di sebelah masjid ada gereja yang sudah berdiri terlebih dulu. jika memaksakan ke arah tenggara maka gereja harus di robohkan tetapi sultan tidak ingin berbuat seperti itu. meskipun mihrab itu menghadap selatan, namun orang-orang yang beribadah sedikit menyerong ke tenggara walaupun harus menghadap dinding gereja mereka tetap mendirikan sholat ke arah kiblat. betapa mulia pemikiran Sultan Al-Rahman, menghormati pemeluk agama lain. yang mirisnya dari Mezquita adalah mengapa bangunan ini tidak dijadikan museum saja. sehingga tidak ada pemeluk agama manapun yang merasa kalah, tersakiti. bangunan ini lebih pantas disebut museum karena jarang sekali terlihat dipergunakan untuk ibadah. melihat mayoritas dari masyarakatnya yang tidak memeluk agama, ateis. pada masa kejayaan Isabella dan ferdinand, Islam begitu perih. Granada ditaklukan secara habis-habisan, semua tradisi Arab dihilangkan, pembaptisan paksa yang bahkan tidak disetujui oleh non muslim pun terjadi. terpaksa atau pun tidak masyarakat harus memeluk agama kristen. para polisi ditugaskan memeriksa setiap rumah, setiap rumah wajib berjualan babi dan menggantungkan daging-daging babi itu di pintu rumah, sebagai bukti ketaatan mereka pada Isabella. jadi tak heran jika berkunjung ke Spanyol betapa vulgar daging-daging babi digantung secara gamblang di depan rumah-rumah penduduk, karena itu sudah menjadi tradisi turun-temurun. Jika di Paris kita menemukan sebuah masjid yang berubah identitasnya menjadi sebuah gereja, di Istanbul Turki kita akan menemukan bangunan yang tidak beridentitas sebagai tempat ibadah agama apapun melainkan berubah identitas baru menjadi sebuah museum, Hagia Shopia bangunan besar dan mewah. jika Mezquita berubah menjadi Katedral, berbeda dengan Hagia Shopia. bangunan ini awalanya adalah sebuah gereja terbesar di Eropa dengan langit-langit bergambar Yesus, Bunda Maria, Jhon the Baptist, Kaisar Byzantium, sang konstantin. kemudian berubah menjadi Masjid dengan rel atap dan pucuk pilar dihiasi oleh nuansa islam, dengan ayat-ayat suci , Medalion besar berkaligrafi Allah SWT dan Muhammad SAW. kaligrafi Islam kreasi 1000 tahun sesudahnya, masa ketika Byzantium jatuh ketangan Dinasti Ottoman. Bangunan itu hingga kini masih utuh dengan lukisan nuansa agama yang berbeda, karena Sultan Mehmed sang penakluk, hanya menutup lukisan-lukisan nuansa kristen dengan kain. Turki adalah negara Eropa yang mayoritas penduduknya memeluk Islam. sebuah masjid, Blue Mosque dengan keindahan atap kubahnya menaungi para muslim yang beribadah. Masjid itu terlihat aktif, tidak hanya digunakan untuk ibadah saja. diujung sudut masjid beberapa orang membuat lingkaran dan memulai diskusi, beberapa pengajian pun di gelar, lantunan ayat suci juga terdengar syahdu, para touris mengambil gambar keindahan atap kubah seusai ibadah sholat dilaksanakan, tidak ada yang menggunanakn pakaian minim, mereka menggunakan pakaian sopan dan tertutup walaupun tanpa jilbab di kepalanya.