Mohon tunggu...
Melindaa
Melindaa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMP

Hanya sebuah manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dulu, Kita Tertawa Bersama: Sahabat Yang Menjadi Asing

20 Desember 2024   18:59 Diperbarui: 20 Desember 2024   18:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu, kita tertawa bersama.
Berbagi cerita, suka dan duka.
Seperti dua sisi mata uang.
Selalu bersama, tak terpisahkan.

Namun, waktu berjalan cepat.
Merubah segalanya tanpa bisa dibendung.
Jarak dan kesibukan menghanyutkan.
Membuat kita semakin jauh, semakin asing.

Tawa yang dulu menghiasi hari.
Kini terganti dengan keheningan.
Kisah yang dulu kita bagikan.
Kini tersimpan dalam kenangan.

Ingin sekali ku kembali ke masa itu.
Masa di mana kita saling mengerti.
Namun, hanya rindu yang menyergap.
Menemani kesunyian yang menyerbu hati.

Sahabat, kau bagaikan bintang yang redup. Menghilang di balik awan kegelapan.
Aku mencari cahaya mu. mencari kehangatan mu. Namun, hanya bayangan yang ku temui.

Perpisahan ini menyakitkan, menghancurkan hati. Membuat ku merasa sepi, mencari arti.
Namun, ku tetap menghargai kenangan kita.
Yang akan selalu terukir indah di hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun