Mohon tunggu...
Melindaa
Melindaa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMP

Hanya sebuah manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetes Demi Tetes, Membasuh Luka Hati: Hujan

15 Desember 2024   20:01 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan turun membasahi bumi.
Tetes demi tetes, membasuh luka hati.
Air mata yang terpendam, mengalir bersama rintik hujan.
Menjadi satu kesatuan, menghapus jejak kesedihan.

Hujan, engkau pelukanku.
Menyentuh lembut jiwa, yang lelah dan terluka.
Engkau tempatku berlindung.
Menyembunyikan tangisan, yang tak terungkap.

Di balik tetesanmu, tersembunyi air mata,
Yang tak ingin dilihat dunia.
Hujan, engkau saksi bisu,
Menyaksikan kesedihan, yang terpendam di hati.

Tetesan hujan, bagaikan air mata yang jatuh. Mencurahkan beban, yang terpendam di jiwa.
Hujan, engkau menjadi obat,
Meredakan rasa sakit, yang tak tertahankan.

Hujan, engkau teman setia.
Menemani saat-saat sunyi,
Menyembunyikan air mata.
Yang tak ingin terlihat.

Di bawah rintik hujan, aku berbisik,
"Terima kasih, hujan, engkau tempatku berlindung." "Engkau tempatku melupakan.
Semua rasa sakit, yang menghancurkan hati."

Hujan, engkau simfoni alam.
Menyentuh jiwa, menenangkan hati.
Engkaulah tempatku bersembunyi.
Dari dunia yang kejam, dan menyakitkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun