Perkembangan teknologi dan informasi memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menggunakan internet. Pengguna yang sering mengakses internet biasanya pada usia remaja, terutama dalam penggunaan media sosial maupun game online. Penggunaan internet yang berlebihan oleh remaja berakibat untuk mengalami risiko insomnia. Apa itu insomnia ? Insomnia merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur, sehingga dapat mempengaruhi aktivitasnya. Dampak dari insomnia dapat mengganggu fungsi tubuh salah satunya adalah gangguan psikologis antara lain kecemasan dan depresi. Selain itu, kualitas tidur yang buruk akan rentan untuk terkena penyakit.Â
Maka kebutuhan tidur sangat penting bagi kondisi tubuh. Ada beberapa orang yang tidak bisa tidur akan mengonsumsi obat tidur agar memiliki kualitas tidur yang baik. Akan tetapi, mengonsumsi obat tidur yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan. Penyebab terjadinya insomnia pada remaja dikarenakan perubahan gaya hidup seperti menggunakan handphone atau gadget. Melalui fasilitas media elektronik, remaja akan sering mengakses media sosial dan game online. Alasan para remaja mengakses media sosial karena pada usia tersebut mendorong untuk saling bersosialisasi dan menjalin hubungan pertemanan. Apabila remaja yang sering bermain game online secara terus menerus akan membuat remaja tersebut kecanduan sehingga akan mengalami insomnia.Â
Durasi penggunaan internet yang berlebihan dapat mempengaruhi tingkat kejadian insomnia, yaitu jika semakin tinggi durasi penggunaan internet maka semakin tinggi tingkat insomnia pada remaja begitupun sebaliknya. Dampak remaja yang mengalami insomnia antara lain merasa lelah atau mengantuk di siang hari, menurunnya konsentrasi, menurunnya sistem kekebalan tubuh, gangguan kesehatan. dan penurunan kualitas hidup.
Berdasarkan dampak dari insomnia, cara untuk mencegah agar tidak terjadi insomnia dengan mengonsumsi obat tidur. Mengonsumsi obat-obatan jika dalam jangka yang panjang akan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh atau bisa menyebabkan ketergantungan pada penderita insomnia. Namun, dalam mengatasi insomnia bisa dilakukan tanpa mengonsumsi obat salah satunya dengan menggunakan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan terapi psikologi untuk melengkapi alat psikoterapi yang sudah ada, biasanya terapi ini bekerja dengan prinsip kurang lebih sama dengan akupuntur. Â
Tahapan Dalam Melakukan Terapi SEFT :Â
The set-Up bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh berjalan secara optimal.
Tune-in, biasanya dilakukan untuk masalah fisik dengan merasakan rasa sakit yang dialami dengan diiringi berdoa agar cepat sembuh.
Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu di tubuh.Â
Terapi SEFT efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja yang mengalami insomnia karena pemberian terapi SEFT dapat membuat pernapasan menjadi teratur, denyut jantung menjadi teratur dan stabil sehingga akan melancarkan sirkulasi darah yang mengalir kedalam tubuh sehingga tubuh akan merasa rileks. Selain itu, menggunakan aromaterapi melati yang memiliki efek menenangkan sangat berguna sebagai antidepresan.Â
Para remaja seharusnya sadar untuk menjaga kesehatan tubuh secara mandiri dan bisa mengatur pola perilaku agar tidak terjadi insomnia. Penggunaan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dan menggunakan terapi dari aromaterapi diharapkan dapat menjadi salah satu terapi tanpa menggunakan obat dalam mengatasi dan memperbaiki insomnia pada remaja. Oleh karena itu, para remaja juga harus menjaga kebutuhan gizi tubuh untuk tetap terpenuhi dan melakukan olahraga agar tubuh senantiasa bugar sehingga dapat tercapainya kualitas hidup yang optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H