Persepsi merupakan cara memahami sesuatu dan membangun realitas sosial dai proses menerima, mengidentifikasi, dan memaknai suatu pesan. Terdapat beberapa faktor dalam persepsi, yakni keluarga, agama, sejarah, dan budaya.
Budaya meripakan salah satu pengaruh sosial yang penting dalam pembentukan individu. Persepsi bersifat subjektif, yakni setiap individu dalam memaknai suatu pesan pasti akan berbeda dan setiap individu memaknai suatu pesan sesuao dengan budaya yang mereka pegang.
Contoh :
Jawa memiliki dua suku yakni Suku Jawa dan Suku Sunda. Walaupun berasal atau berada di Pulau Jawa kedua suku tersebut memiliki perbedaan, tetatapi dari perbedaan tersebut terdapat beberapa kesamaan terutama dalam segi bahasa.
Terdapat beberapa kata yang sama dalam bahasa jawa maupun bahasa sunda namun memiliki arti yang berbeda, seperti atos, amis, cokot, dan urang. Beberapa kata tersebut memiliki arti yang berbeda dalam bahasa jawa dan bahasa sunda.
Atos dalam bahasa jawa memiliki arti Keras, sedangkan dalam bahasa sunda memiliki arti Sudah; cokot dalam bahasa jawa memiliki arti Gigit, sedangkan dalam bahasa sunda memiliki arti Ambil.
Dari perbedaan arti tersebut sering menyebabkan kesalahpahaman, seperti contoh pada gambar diatas. Pada gambar tersebut terdapat dua percakapan yang menggunakan bahasa jawa dan bahasa sunda, apabila orang yang berbicara dalam bahasa sunda berbicara kepada orang jawa pasti akan merasa aneh, begitu juga sebaliknya.
Dari perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu persepsi dapat dipengaruhi oleh budaya. Hal tersebut juga terjadi karena setiap orang memiliki budaya sendiri.
Selain itu bahasa ibu juga dapat mempengaruhi persepsi, yakni bahasa yang telah diajarkan atau dibiasakan oleh orang tua kepada anaknya. Maka dari itu, budaya dapat mempengaruhi suatu persepsi.
Sumber:
V4vita. "Persepsi dan Budaya". YouTube, diunggah oleh v4vita, 22 Sept. 2020, youtube.com. Diakses pada 29 September 2020.
