Mohon tunggu...
Melinda Harumsah
Melinda Harumsah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Creator Economy. Penulis. Aktivis dakwah.

Assalamualaikum. Wr. Wb Saya melinda harumsah, memiliki hobbi menulis, hidup untuk berkarya berdaya dan berkontribusi untuk Islam kaffah.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aynal Muslimun? Where Are The Muslim

22 November 2024   01:08 Diperbarui: 22 November 2024   06:49 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ainal Muslimun? Where Are The Muslim.

Oleh : Melinda Harumsah, S.E

Suara bom bardir tak kunjung usai : "Dwuarr... Dar... Dar".

Anak kecil berteriak : "Dimanakah kaum muslimin? Kemanakah kami harus berlindung?".

Seorang ibu histeris : "yaAllah Tolong Kamiii".

Sosok Ayah sembari menggendong anak yang sedang terluka parah : "Kami lelah yaAllah, tolong kami, kami harus kemana yaAllah, tolong kami".

Kini, 1 tahun sudah pembantaian gaza tak kunjung usai. Membara berlumuran darah, porak poranda lebih dari 43.000 saudara kita syahid disana.

Tak memandang usia dan jabatan. Pembantaian setiap harinya I5RA3L lakukan untuk pembantaian , pria, wanita dan anak-anak dunia menyaksikan tragedi yang menyayat hati.

YaAllah Ampuni Kami.
YaAllah, janganlah engkau menghisab kami. Kami tak sanggup mendengar tangisan histeris saudara kita disana. Kami tak sanggup melihat luka-luka yang mereka rasakan. Jeritannya, histerisnya, hingga kepasrahan Palestina atas pembantaian genosida, hanya membuat hati ini sesak melihatnya, dan tak kuasa menolong nya. YaAllah kami hanya memohon kepadamu Pertolongan TerbaikMu, disaat Penguasa bungkam tak berdaya membebaskan Palestina.

Izinkan kami berdiri bersama dalam aksi nyata untuk dukungan Palestina. Dengan melakukan aksi demo sangat berharap penguasa bergegas menegakan keadilan. Membebaskan hak-hak rakyat Palestina.

Wahai kaum muslimin dengarkanlah panggilan mereka. Lihatlah sampai detik ini pembantaian yang tak kunjung usai. Tertanggal 07 oktober 2023  merupakan hari pertama Palestina dibantai.
 
Bukankah karena jumlah kita yang tak banyak, tetapi penguasa negri-negri muslim baik Arab maupun non-Arab mereka semua para pengkhianat?

Ingatlah, bahwa setiap teriakan, tangisan, aliran darah mereka akan dimintai pertanggungjawaban kepada kita semua.

Sementara tak ada satupun solusi tuntas bagi pembebasan Palestina kecuali dengan Jihad dan Persatuan Kaum Muslimin.

Sudah saatnya kita berteriak lantang untuk menyeru kepada penguasa-penguasa negri-negri muslim agar mengirimkan jutaan pasukan tantaranya untuk menumpas kaum Zionis Yahudi laknatullah.

Walaupun kita tidak kurang dari berbagai macam jenis persenjataan. Tetapi, yang kurang hanyalah Iman dan Kesadaran.

Sudah saatnya kita bersatu, peduli, dan beraksi untuk Palestina. Karena, setiap langkah kecil kita akan berarti besar bagi mereka yang berjuang untuk kebebasan.

Berdiri dalam keadilan dan kemanusiaan.
Tunjukkan, kita yang ditunjuk oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk berseru.

Dalam aksi umat berteriak tentang : "Palestina mengingatkan kita semua, bahwa tanpa Khilafah, umat bagaikan tubuh tanpa kepala. Aynal Muslimun? Bangunlah dari tidur panjangmu!".

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."
(QS. Al-Mumtahanah 60: Ayat 8)

Ketika menyaksikan puisi yang menggetarkan hati dan penuh tanggis, yang dibacakan lantang oleh seorang anak kecil, dalam aksi Palestina, yang isinya yaitu...

"Puisi Untuk Saudaraku Palestina"


Saudaraku anak-anak Palestina..
Kami disini, memandangi bintang gemerlapan..
Yang kalian saksikan, cahaya rudal dan peluru berdesingan..
Kami disini,
Asik dalam permainan gawai..
Kalian disana,
Petak umpet diantara puing-puing reruntuhan..
Sedang moncong moncong tank, mencari-cari keberadaan kalian..
Kami disini, tidur nyaman dipangkuan Ayah Ibu kami..
Yang memeluk, meratapi, Ayah Ibu yang sudah tak bernyawa lagi..
Kami anak kecil juga akan paham tentang keadilan..
Kami juga tahu..
Apa itu perjuangan dan persaudaraan..
Kalian adalah saudara kami..
Meski dunia tak memperdulikan kalia..
Kami bersama kalian..
Meski tergulung, dipenjara raksasa..
Apalah arti perjuangan kami..
Berangkat sekolah dengan malas-malasan..
Dibanding tangan-tangan mungil kalian..
Menjawab laras baja, dengan lembaran batu..
Sungguh...
Sungguh, kami anak dinegri muslim bertanya..
Dimana anda wahai para pemuda
Dimana anda wahai para dewasa?
Dimana anda wahai para tentara yang perkasa?
Melihat para saudara-saudara kami..
Dipatahkan lengannya..
Dilukai, hingga berdarah-darah dan meregang nyawa..
Siapa yang lantang membela..
Tidak adakah lagi Salahudin Al-Ayyubi yang memimpin negri ini..
Saudaraku..
Anak-anak Palestina..
Aku tahu, apa yang kau butuhkan..
Bukan semata uang, obat-obatan, dan hangatnya pelukan..
Sadar, bahwa solusi semua ialah Islam yang diterapkan secara kaffah..
Tuk tegakkan setiap aturan..
Saudaraku..
Anak-anak Palestina..
Tak lupa ada harapan disetiap ku berdo'a..
Sebuah pinta pada yang kuasa..
Untuk disegerakannya..
Setiap kemenangan yang jelas adalah janjinya..
Khilafah kan kembali dan tak lama lagi waktunya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun