Mohon tunggu...
Melina Purnomo
Melina Purnomo Mohon Tunggu... Financial wealth consultant - Penulis , Pemerhati ekonomi termasuk non-fiksi yang di jejalnya.

Saya seorang penulis lepas n(artikel, resensi buku) pengajar privat inggris dan mandarin,penikmat film, pemain musik piano, gitar dan harmonika amatir dan penyanyi amatir tentunya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Menjadi Pahlawan "Keuangan" Stabilitas Ekonomi dengan Suka Menabung dan Cinta Non-Tunai

3 Agustus 2019   17:36 Diperbarui: 3 Agustus 2019   17:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        

Saya sempat berpikir sejenak untuk mendapatkan ide yang cocok untuk artikel tulisan yang akan saya tulis ini. Untungnya konsep itu tak perlu lama saya untuk tuangkan. Tentunya di bantu dengan sifat saya yang bebas dan suka berkelana dan mencoba hal-hal yang baru. Kita tiap harinya dihadapkan pada keadaan yang harus kita hadapi dan solusi untuk menyelesaikannya. Begitu juga waktu yang cepat sekali berputarnya, sepertinya baru saja kita berurusan dengan huru-hara di bulan mei di lanjut dengan pelantikan presiden yang cukup alot. Lalu tepat hari ini kita sudah menginjak di bulan agustus.

Tak terasa sekali ya, dengan hitungan waktu 16 hari lagi tepatnya kita akan merayakan dirgahayu negara kita untuk yang ke sekian kalinya. Tentunya ada banyak pahlawan-pahlawan negara kita sendiri yang berjasa di dalam dirgahayu negara kita. Lalu kita sendiri sebagai warga negara Indonesia, maukah kita dianggap sebagai "pahlawan" tersendiri bagi bangsa Indonesia. Anggaplah pahlawan di sektor ekonomi yang tentunya sedang bergejolak. Kalau diri kita mempunyai niat untuk ikut dalam menyelaraskan dan ikut berpartisipasi. Niat baik itu tidak akan jauh-jauh dari perbuatan nyata dan tindakan kita. 

Awalnya saya sempat galau dan rancu artikel ini akan saya bawa ke mana nantinya, karena berbicara tentang stabilitas ekonomi orang pastinya punya pandangannya tersendiri ya pastinya. Tapi dengan berusaha untuk memahami makna dari uang itu tersendi di lihat dari status kita ataupun dari segi cara mengelola uang kita sendiri. Dengan berpatokan dari dua hal tersebut, semestinya tidak susah untuk dapat dengan cerdas dan bijaksana menggunakan uang dari pendapatan kita sendiri atau mudahnya yang masih menggandalkan sepenuhnya atau semi kepada ke dua orang tua kita masing-masing.

Tak lepas dari itu yang saya coba tanamkan adalah didikan orang tualah yang paling benar bagi anak-anak nya di dalam hal menggunakan uang sebagaimana mestinya. Contoh nyatanya adalah sejak kita mulai paham dari makna uang itu tersebut, kita mulai di beri tanggung jawab dengan uang saku. Nah, uang saku ini tentunya di mata anak-anak kecil merupakan kegembiraan tersendiri. Cerita selanjutnya orang tua yang baik akan memberikan pengertian meski kita diberi uang saku , akan tetapi uang saku itu tidak boleh di tiap harinya di habiskan serta merta.

Nah, pembelajaran morilnya adalah kita di beri uang saku, akan tetapi tanggung jawabnya di tiap hari kita akan di beri pertanyaan ke mana saja uang saku itu hilang. Awal-awalnya mungkin ada dari kita yang karena senang hati akan segera di belanjakan membeli makanan yang kita senangi. Akan tetapi sewaktu di rumah kita di beri pemahaman bukan dengan amarah bahwa fungsi sebenarnya dari uang saku itu adalah untuk di tabung. Yang nanti nya di tiap bulan akan di tukarkan sejumlah uang dari yang kita tabung itu dengan sendirinya. 

Berbicara tentang keuangan , tentunya tidak bisa dilepaskan dari yang namanya sistem.  Suatu sistem tentunya di buat untuk tujuan tertentu yang menyelaras ya pak. Ide saya sepertinya mendapat angin segar untuk menuliskan dari tema stabilitas ekonomi. Kita paham benar bahwa aturan ekonomi yang ada di Indonesia di bawah naungan suata aparat yang sudah kita kenal dengan baik yaitu Otoritas Jasa Keuangan. Karenanya dengan tujuan untuk mencermati beberapa potensi resiko yang ada juga di bidang moneter yang ada, Bank Indonesia lebih memfokuskan kebijakan suku bunga dan nilai tukar untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, dengan tujuan mengendalikan defisit transaksi untuk dapat berjalan dalam batas yang aman serta mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Jika kita berbicara tentang stabilitas ekonomi kaitannya sangat erat dengan transaksi stabilitas eksternal perekonomian, yang mana gunanya tak lain adalah untuk mengendalikan defisit transaksi dan juga mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Tentunya  peran serta OJk terhadap semua pihak dan sektor keuangan yang ada di Indonesia akan terus di monitor dengan ketat. Pandangan dari OJK adalah diihat dari kacamata perkembangan ekonomi, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjamin simpanan. Sementara bila di lihat dari sisi domestik. tantangan yang muncul adalah dengan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan memacu investasi dan ekspor agar tetap menjaga stabilitas sistem keuangan. Hal positif tersebut di responi dari pihak KSSK agar terus memperkuat koordinasi kebijakan moneter.  Semoga dengan sistem yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh Otoritas Jasa Keuangan yang ada sampai dengan detik ini kita terus berupaya agar terus membantu di dalam dua belah pihak untuk terus berusaha membantu stabilnya ekonomi negara Indonesia kita sendiri. 

Nah, jika suatu sistem telah dibua tentunya  akan menyelaras. Kita paham benar bahwa aturan ekonomi yang ada di Indonesia di bawah naungan suata aparat yang sudah kita kenal dengan baik yaitu Otoritas Jasa Keuangan. Karenanya dengan tujuan untuk mencermati beberapa potensi resiko yang ada juga di bidang moneter yang ada, Bank Indonesia lebih memfokuskan kebijakan suku bunga dan nilai tukar untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, dengan tujuan mengendalikan defisit transaksi untuk dapat berjalan dalam batas yang aman serta mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Jika kita berbicara tentang stabilitas ekonomi kaitannya sangat erat dengan transaksi stabilitas eksternal perekonomian, yang mana gunanya tak lain untuk mengendalikan defisit transaksi dan juga mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. lalu bagaimana peran pemerintah sendiri di dalam mempertahankan momentum pertumbahan yang ada di dalam negeri? Bisa di katakan peran dari pemerintah saya lihat cukup baik dan dinamis. Pertanyaan selanjutnya apakah kita secara pribadi dapat ikut turut andil untuk mencipatkan kondisi perekonomian yang ada di di negeri kita sendiri? 

Mewujudkan sebagai "pahlawan" di bidang keuangan kembali dari diri kita sendiri tentuya, semuanya berangkat dari niat dan kesungguhan hati. Itupun bukan semata-mata untuk pemerataan negeri yang kita tinggali. Akan tetapi untuk kebaikan diri kita sendiri itu yang harus kita rubah dan pelajari tentunya dari mindset kita masing-masing.

Nah kalau hal itu sudah menjadi kebiasaan yang kita lakukan sehari-harinya semuanya akan tidak menjadi beban . Setelah hal ini kita lakukan sebagi bentuk dari kebiasaan atau " positive habit" dibarengi dengan sebuah berita baik yang menghampiri. Sepertinya kita di kagetkan dengan berita baik apa yang kira-kira kita terima ya yang ada kaitannya dengan perwujudan kita dari stabilitas keuangan di Indonesia.

Berita baiknya tak lain datangnya dari badan korporasi dan rumah tangga yang tentunya merupakan bagian dari keuangan mikro yang mana mempengaruhi tingkat inflasi, tingkat permodalan dan nilai rupiah secara langsung ataupun tidak langsung, serta pengaruh lainnya yang bervariasi. Maka bisa di katakan diri kita sendirilah " pahlawan" keuangan untuk menjaga kestabilan keuangan ekonomi di negeri kita sendiri. Menurut Kompasianer sekalian yang membaca tulisan saya ini cukup adil dan bijaksana tentunya kalau peran serta menjaga kestabilan ekonomi. Lalu masihkah adakah peran lainnya yang dapat kita lakukan sebagai Kompasianer untuk menjaga stabilitas ekonomi keuangan? Tentunya masih ada kalau kita telaah dengan baik. Mau tau apa-apa saja peran-peran itu? 

Hal yang mudah datangnya dari pemikiran yang baik tentunya. Kalau kita berbicara tentang ekonomi mudah saja mengingatnya kita akan mengingat tentang mata uang negeri kita yaitu Rupiah. Ayo jujur saja terhadap diri kita sendiri seberapa cinta nya kita terhadap rupiah di dalam membeli barang-barang kebutuhan kita sehari-hari atau mungkin kalau kita punya berkah saat kita travelling ke luar kota.

Yuk kita coba bahas sedikit wujud nyata yang bisa lakukan untuk cinta rupiah ini Kompasianer. Salah satunya kalau belum yang tahu akan gerakan ini bisa di katakan bentuk nyata dari Gerakan Aku Cinta Rupiah ( GACR) . Mungkin gerakan ini tidak terlalu asing di telinga kita masing-masing ya , tapi bagi yang belum terlalu paham gerakan ini sangat membantu di saat krisis moneter tahun 1998 lalu.

Nah, tentunya sebagai warga negara yang baik diharapkan program dari pemerintah ini .  Tahun berganti sepertinya gerakan ini hilang entah ke mana dan dampaknya pun tidak terlalu berdampak bagi perekonomian Indonesia.  Aksi yang di prakarsai oleh putri presiden Soeharto ini , Ibu Tutut Hadiarti Rukmana ini sepertinya sampai detik ini masih menunggu peminat warga Indonesia sendiri untuk turut serta.

Lalu jika GACR sudah berusaha menjadi " pahlawan" atau penyelamat bagi negeri kita masih adakah " pahlawan" keuangan di sektor lainnya? Tentunya masih ada selain GACR , sejumlah pihak yang berperan serta menjadi " pahlawan" -sekonomi bagi negara kita. Siapa- siapa saja kah mereka? Kita coba cari tahu " pahlawan-pahlawan" yang sudah berjasa bagi keuangan di Indonesia yuk. 

Sepertinya tidak lain dan tidak bukan telinga kita tidak terlalu asing akan istilah yang satu ini belakangan, tepat kalau tebakan kita merujuk ke UMKM. Sepertina kita harus berterima kasih kepada sektor UMKM yang menjadi penyelamat pada mata uang asing khsusunya dollar amerika. Alasannya karena para UMKM ini di dalam bisnisnya mereka menggunakan bahan baku lokal dan melakukan produksi mereka untuk memenugi permintaan pasar tanpa menggandalkan impor yang ada. Di sisi yang lain UMKM juga tentunya menyerap banyak tenaga kerja terbesar pada perekonomian di Indonesia.

Bayangkan betapa nerharganya jasa dari para penggiat UMKM di sini, mereka berusaha dengan sangat baik nya untuk berperan serta menstabilkan dan memikirkan banyak pihak yang terkait. Karena memang visi dari UMKM itu sendiri berusaha untuk mensejaterahkan banyak pihak di bidang finansial. Sisi lainnya dari UMKM ini yang dapat bertahan sampai dengan sekarang di mana umumnya barang konsumsi dan jasa yang di produksi masih dibandrol dengan harga yang masih terjangkau oleh kalangan dengan pendapatan rendah. 

Kondisi stabilitas sistem keuangan yang relatif baik ditopang oleh tingkat inflasi yang terjaga, kenaikan tingkat permodalan dan likuiditas perbankan. Selain itu, nilai tukar rupiah yang terjaga menjadi faktor yang tidak boleh diacuhkan dalam meraih stabilitas sistem keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun