“sebut saja namanya Alex, remaja ini berumur 15 tahun, ia tengah duduk di bangku SMP kelas IX. Malam ini Alex tak bisa tidur, seperti biasa kebiasaan buruk yang sudah bersarang di dalam dirinya selama 1 tahun ini lagi-lagi ia lakukan, Alex menyadari bahwa kebiasaan ini berdampak buruk baginya, namun apalah daya ia tidak bisa menghentikan. Selama setahun ini Alex kecanduan video porno. Kejadian ini bermula saat Alex tengah kesepian, maklum saja papa dan mama nya sibuk di kantor, Alex anak tunggal, ketika papa dan mamanya pergi berkerja dirumah hanya ada Alex dan mbok darmi pembantunya.
Alex tergolong siswa yang cukup pintar, selama di SD dulu ia tak jarang menjadi juara kelas, namun menginjak bangku SMP prestasi belajarnya mulai menurun, papa dan mamanya semakin sibuk dan tak lagi mengawasinya belajar. Sejak saat itu pula Alex lebih sering nongkrong bersama teman-teman kompleks rumahnya yang umurnya jauh lebih tua dibandingkan umur Alex, ketika nongkrong tak jarang pula mereka membuka video porno dan melihatnya bersama-sama dan sejak itulah Alex kecanduan vidio porno. Karena kesepian setiap hari Alex mengisi kesepiannya dengan melihat vidio yang tak layak ia lihat.
Vidio porno bedampak buruk bagi Alex, ketika sekolah Alex tak lagi konsentrasi dengan pelajarannya, ia malah terbayang-bayang adegan-demi adegan yang ada di video porno yang sering ia lihat. Sejak saat itulah Alex tidak lagi berprestasi, nilai-nilai pelajarannya menurun.”
Cerita di atas hanyalah contoh kecil betapa Video porno dapat merusak anak-anak kita. Anak yang semula pintar dan berbakat menjadi tak terarah. Di media masa sudah banyak diberitakan banyak anak dibawah umur melakukan pelecehan seksual terhadap temannya, karena ia meiu adegan yang ada dalam vidio porno.
Siapa yang patut di salahkan??
Dalam kasus seperti ini, anak tidak sepenuhnya salah, mareka hanya seorang anak yang perlu di arahkan. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap segala sesuatu yang menimpa anaknya. Seperti kasus Alex, orang tuanya tidak memberikan pengawasan dan pengarahan yang maksimal terhadapnya, karena merasa tidak di perhatikan maka ia mencari perhatian lain dengan menonton video porno.
Video porno memberikan dampak yang sangat buruk bagi anak kita, bai itu dari segi spikis maupun kelakuan di masyarakat sosialnya, bahaya video porno antara lain :
- menurunkan prestasi belajar anak
- merusak psikis anak
- membuat anak dewasa sebelum waktunya
- membuat anak meniru adegan yang ada dalam vidio
- menambah angka pelecehan seksual
- merusak moral bangsa
- dan masih banyak lagi.
Para orang tua harusnya tidak menutup mata akan kasus-kasus seperti ini, jangan menganggap jika kita sudah memenuhi segala kebutuhan materi anak kita, anak-anak akan lantas bahagia. Seorang anak tidak hanya membutuhakan materi saja dari orang tuanya, melainkan perhatian, kasih sayang, bimibingan dan arahan yang baik, dengan begitu seorang anak akan berkembang kemampuan dan bakatnya, dengan berkembangnya kemampuan dan bakatnya tidak menutup kemungkinan anak kita akan menjadi juara, baik itu di kelas, juara nasional bahkan internasional. Siapa yang akan bangg??? Tentu kiata orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H