Pasti banyak perokok (terutama pengguna rokok elektrik) yang tidak terima dan sebal ketika membaca judul artikel ini. Tapi jujur saja, konsumsi rokok elektrik sebagai pengganti rokok konvensional sedikit banyak menyumbang polusi udara di Indonesia.
Karena mungkin... inilah alasan mengapa indikator udara Singapura lebih bersih dibandingkan dengan indikator udara di Jakarta. Karena Singapura telah berhasil menekan jumlah pengguna rokok elektrik dengan melarang warganya untuk berjualan dan menggunakan rokok elektrik.
Benarkah rokok elektrik menjadi ancaman bagi lingkungan?
Per hari ini, 15 Juni 2023 peringkat kualitas udara di Jakarta naik menjadi yang terburuk kedua di seluruh dunia, setelah Shanghai, China menurut situs iqair.com.
Indeks AQI kota Jakarta mencapai angka 156 yang berarti kualitas udaranya tidak sehat dengan polutan utama PM2.5. Â Sedangkan Singapura, menduduki peringkat 50 dengan indeks AQI 46, yang berarti kualitas udara di Singapura baik-baik saja.
Polutan PM2.5 yang menjadi penyebab buruknya udara di Jakarta adalah polutan yang berasal dari partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 m (mikrometer). Ukuran partikel ini hanya 30% dari diameter rambut, sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron.
Polutan PM2.5 umumnya dihasilkan oleh kendaraan bermotor, pembangkit listrik, industri, rokok, kompor rumah tangga, dan asap kembang api.
Asap rokok elektrik juga ikut menyumbang polutan PM2.5. Sebab bahan kimia dan bahan organik dalam bahan bakar rokok elektrik (e-liquid), ketika dipanaskan dan diuapkan akan berubah menjadi bentuk menjadi aerosol (partikel udara) yang mengandung senyawa berbahaya hingga karsinogenik, seperti formaldehida, benzena, glycidol, acrolein, dan asetaldehida. Selain itu, merokok dengan rokok elektrik selama 5 menit juga dapat menyebabkan peningkatan kadar nitrogen monoksida.
Dalam jurnal Science of the Total Environment (2021), Li dan kawan-kawan meneliti konsentrasi polutan PM2.5 yang bisa dihasilkan oleh kedai vape di wilayah selatan Kalifornia dan pengaruhnya pada lingkungan sekitar.Â
Dari hasil penelitian itu diketahui bahwa konsentrasi polutan PM2.5 di area terbuka ketika pintu kedai vape tertutup rapat adalah 5 mikrogram per meter kubik. Namun, konsentrasi PM2.5 meningkat tajam mencapai 276 mikrogram per meter kubik ketika pintu kedai vape dibuka.
Hal ini menguatkan penelitian Zhao di tahun 2017, dimana hanya 1% polutan PM2.5 yang tertinggal sejauh 2.5 meter dari konsumen rokok elektrik di dalam ruangan. Berarti, 99% polutan yang dihasilkan dari rokok elektrik akan tersebar ke area sekitarnya.