Beberapa hari yang lalu saya menonton berita di Youtube, judulnya seperti ini:Â
Ini adalah judul yang sederhana tetapi tepat sasaran. Karena seketika saya langsung meng-klik video tersebut dan menontonnya.
Berita ini dibuka dengan kalimat berikut:
Bank sentral dari berbagai negara ramai-ramai menaikkan suku bunga acuan mereka di tengah roda perekonomian yang kencang. Namun, China mengambil tindakan untuk menurunkan suku bunga mereka. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? ...
Dalam berita tersebut disebutkan bahwa Amerika Serikat memiliki potensi untuk menaikkan suku bunga acuan mereka hingga 3 kali lipat di tahun 2022 ini.Â
Lalu, diikuti oleh Inggris dan Korea Selatan yang menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 15 basis poin dan 25 basis poin. Sehingga, suku bunga acuan Inggris dan Korea Selatan berturut-turut menjadi 0,25% dan 1%.Â
Sedangkan, China menurunkan suku bunga acuannya sebesar 10 basis poin menjadi 3,7%.
Nah, lantas kenapa menurunkan suku bunga acuan menjadi sorotan? Pertanyaan ini timbul dalam benak saya. Sehingga, saya yang tidak begitu paham mengenai ekonomi ini berusaha untuk mencari tahu apa itu suku bunga acuan dan apa dampaknya.
Sederhananya, suku bunga acuan adalah:
- besarnya bunga pinjaman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia jika bank lain menggadaikan surat berharganya (berhutang).
- besarnya bunga imbalan yang diberikan oleh Bank Indonesia berhutang kepada bank lain.
Akibatnya, suku bunga acuan ini mempengaruhi besarnya bunga kredit dan bunga tabungan kita.Â
Dampak lebih jauhnya... bisa mempengaruhi inflasi, investasi, dan kurs Rupiah. Intinya mempengaruhi roda perekonomian masyarakat.