Rumah iting (sebutan untuk nenek pada Suku Batak Karo) menjadi tempat persinggahan kami. Seorang wanita tua mualaf berusia 90 tahun, bertongkatkan kayu, bermakan sirih merah, dengan rumahnya yang cukup besar.Â
Wanita yang dikenal pembersih ini tidak mengizinkan lumut bertengger di halamannya, setiap hari selalu menjatuhkan daun kering yang masih ada dipohon sebelum jatuh ke halaman.Â
Ia selalu memilah sampah basah dan kering di rumahnya, begitu pembersih dan juga rajin. Tidak pernah sekalipun kami melihat ia bermalas- malasan di siang hari, selalu hadir ke kebun kecil di sebelah rumah, untuk mengabsen dan menjaga tumbuhan asam miliknya.
Begitu kehidupan baru kami di mulai, banyak hal baru yang menjadi pelajaran seumur hidup. Sedikit banyaknya akan saya jabarkan dalam bentuk point, sebagai berikut:
1. Menghargai Sesama Manusia
Dari hal kecil yang mengajarkan saya bentuk menghargai. Menghargai setiap orang yang hadir di kehidupan, baik yang datang lalu singgah, atau yang datang lalu pergi.Â
Selama menjadi volunteer melihat orang lain tersenyum karena diri sendiri, memberikan reward untuk saya, dan mengatakan "wah, ternyata saya masih berguna di muka bumi ini". Membuat saya sadar bahwa kita tidak hanya boleh perduli dengan kehidupan pribadi, namun kita harus perduli ke semua yang ada di bumi.
2. Kerjasama Tim
Rencana tidak akan berjalan jika tidak didukung oleh orang- orang di dekat kita. Kalau kata BTS "Team Work Makes The Dream Work". Beruntung di pertemukan dengan orang- orang baru yang semuanya dari latar belakang pendidikan berbeda.Â
Walau awalnya pendapat tidak bisa disatukan, akhirnya kami bisa melewati dan membuat seluruh rencana berjalan dengan lancar. Tercapainya tujuan tim tidak lain karena komunikasi yang baik dan ber do'a kepada- Nya.
3. Berbagi