Mohon tunggu...
Meli Handayani
Meli Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Author

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Humanisme: Filosofi, Pendidikan, dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Sehari-hari

18 Juni 2024   07:50 Diperbarui: 18 Juni 2024   07:57 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa yang kalian ketahui mengenai humanisme dan bagaimana implementasinya dalam dunia Pendidikan? Salah satu aliran filsafat pendidikan yang menjelaskan bahwa manusia sebagai individu yang memiliki kebebasan, kreativitas, dan kebahagiaan adalah humanisme. Humanisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang memberikan prioritas pada kebebasan individu dan membahas tentang konsep perubahan serta pandangan terhadap proses pendidikan agar menjadi lebih progresif. Tujuan dari aliran humanisme ini adalah untuk mengembangkan sikap tanggung jawab dalam pembelajaran pada individu peserta didik, mendorong kemandirian, kreativitas, serta memupuk sikap sosial yang peduli terhadap lingkungan sekitar.

Dengan memprioritaskan filsafat humanisme dalam pendidikan, proses pembelajaran tidak hanya dianggap sebagai alat, tetapi juga sebagai suatu proses belajar. Menurut pandangan filsafat humanisme, peserta didik dinilai berdasarkan karakteristik, motivasi, dan kemampuannya. Dalam perspektif ini, peserta didik dapat mengalami perkembangan yang positif melalui pembelajaran yang berhasil, yang mencakup aspek kognitif, psikologis, dan emosional. Penting untuk diakui bahwa setiap peserta didik memiliki kondisi, kemampuan, dan karakteristik yang berbeda. Dampak dari aliran humanisme ini meliputi kemanusiaan modern, globalisasi, pluralisme, konflik dengan normativisme (termasuk islamisme), serta politisasi Hak Asasi Manusia (HAM).

Aliran filsafat humanisme

Humanisme, berasal dari kata Latin "humanus" dan "ismus," adalah aliran filsafat yang menekankan martabat manusia, kebebasan individu, dan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2005, humanisme menganggap manusia sebagai objek kajian penting untuk mendorong rasa kemanusiaan dan meningkatkan kualitas hidup bersama. Dalam Islam, humanisme menyoroti kebebasan, persaudaraan, dan kesetaraan, menekankan empati, toleransi, dan solidaritas. Aliran ini menolak diskriminasi, berjuang untuk kesetaraan hak, dan menghasilkan gagasan sistem pemerintahan demokratis, adil, dan bebas, menjadi pijakan moral bagi masyarakat modern untuk membangun komunitas inklusif dan adil.

Humanisme dalam Pendidikan 

Humanisme dalam pendidikan menekankan pentingnya perkembangan individu secara menyeluruh, dengan fokus pada pembentukan karakter, peningkatan kemampuan kognitif, dan pengembangan keterampilan sosial. Pendekatan humanisme mendorong kemandirian, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis pada siswa, dengan guru yang menjadi fasilitator pembelajaran. Siswa dipandang sebagai partisipan aktif dalam proses pembelajaran, di mana pembelajaran terjadi melalui berbagai cara dan pengalaman. Humanisme memandang esensi manusia terletak pada potensi rasionalitas, yang digunakan untuk memahami dunia dan mencari kebenaran. Dalam pendidikan humanistik, pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk pengembangan kualitas kognitif, tetapi juga menekankan aspek emosional, komunikasi terbuka, dan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Contoh sederhana aliran humanisme dalam pendidikan ialah 1). Pentingnya Individu: Guru memperhatikan kebutuhan, minat, dan kemampuan setiap siswa secara khusus, sambil menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan pribadi mereka. 2). Keterlibatan Siswa: Guru memberi siswa kesempatan untuk menyampaikan pendapat, bertanya, dan berpartisipasi dalam diskusi yang memungkinkan mereka belajar dari pengalaman pribadi dan interaksi sosial. 3). Pembangunan Empati dan Keterampilan Sosial: Guru mendorong interaksi yang positif di antara siswa, menciptakan hubungan yang didasarkan pada saling menghormati dan dukungan

Implementasi nilai humanisme dilakukan melalui pendekatan, metode, dan strategi yang mengintegrasikan nilai-nilai humanisme dalam proses pembelajaran. Para guru menggunakan pendekatan keteladanan untuk menanamkan sikap sopan santun kepada siswa, dengan memberikan contoh nyata dalam perilaku mereka. Melalui pembiasaan dan modeling, siswa diajak untuk menginternalisasi nilai-nilai humanisme dalam kehidupan sehari-hari. Humanisme dalam pendidikan memandang pembelajaran bukan hanya sebagai alat untuk mentransformasi pengetahuan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan pada individu.

Dampak Humanisme dalam Kehidupan Sehari-Hari

Implementasi nilai-nilai humanisme dalam kehidupan sehari-hari tercermin dalam berbagai konteks. Sebagai contoh, dalam interaksi antar pribadi, humanisme mendorong praktik empati, toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman. Di lingkungan kerja, humanisme mempromosikan kerjasama, pemberdayaan, dan pengakuan terhadap kontribusi individu. Dalam pengambilan keputusan, nilai-nilai humanisme mengajarkan kita untuk mempertimbangkan implikasi terhadap kesejahteraan bersama.

Berikut beberapa dampak dari penerapan aliran humanisme:

  • Kemanusian modern. Aliran filsafat humanisme menekankan pengakuan martabat manusia, kebebasan individu, dan nilai-nilai kemanusiaan esensial seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, integrasi sosial, dan penerimaan terhadap keberagaman. Dampaknya mencakup pengembangan masyarakat yang inklusif dan demokratis, pendorongan pada pengembangan individu secara holistik, dan peningkatan empati, toleransi, dan kesadaran sosial untuk menciptakan hubungan interpersonal yang harmonis. Secara keseluruhan, aliran ini memainkan peran penting dalam membentuk fondasi moral dan intelektual bagi masyarakat modern serta berkontribusi pada pembangunan dunia yang lebih adil.
  • Globalisasi. Dampak aliran filsafat humanisme terhadap globalisasi adalah penyebaran prinsip-prinsip kemanusiaan, kebebasan individu, dan penghargaan terhadap martabat manusia di seluruh dunia. Humanisme menekankan inklusi sosial, toleransi, dan pengakuan hak asasi manusia, sesuai dengan semangat globalisasi yang mendorong keterhubungan antarnegara dan integrasi budaya. Meskipun demikian, dominasi budaya dan nilai-nilai kapitalisme menjadi tantangan dalam mengembangkan nilai-nilai humanisme secara universal. Oleh karena itu, masyarakat global perlu terus memperjuangkan nilai-nilai humanisme untuk mempromosikan perdamaian, kesetaraan, dan keadilan di seluruh dunia.
  • Pluralisme. Dampak aliran filsafat humanisme terhadap pluralisme adalah meningkatnya apresiasi terhadap keragaman budaya, agama, dan pandangan hidup. Nilai-nilai humanisme seperti toleransi dan mengakui keberagaman memperkaya masyarakat, menciptakan lingkungan inklusif, dan mengurangi konflik antarkelompok. Tantangan yang muncul adalah mengelola perbedaan dengan bijaksana tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, membutuhkan pendekatan yang komprehensif.
  • Konflik dengan normativisme (termasuk islamisme). Dampak aliran filsafat humanisme sering bertabrakan dengan normativisme, terutama dalam konteks islamisme, karena perbedaan pandangan mendasar terkait dengan nilai-nilai dan prinsip yang mereka anut. Humanisme menekankan martabat manusia, kebebasan individu, dan inklusi sosial, sementara normativisme, khususnya islamisme, lebih menekankan pada kepatuhan terhadap aturan dan tata nilai agama. Konflik dapat muncul dalam isu-isu seperti hak-hak perempuan dan kebebasan beragama. Meskipun demikian, dialog dan rekonsiliasi antara kedua aliran ini penting untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
  • Politisasi Hak Asasi Manusia (HAM). Dampak aliran filsafat humanisme terhadap politisasi hak asasi manusia (HAM) memiliki kompleksitas tersendiri. Humanisme mendukung pengakuan dan perlindungan HAM, meningkatkan kesadaran politik terhadap pentingnya hak asasi manusia. Namun, politisasi HAM dapat mengarah pada manipulasi isu-isu HAM untuk kepentingan politik tertentu, yang dapat merusak pandangan publik dan menciptakan polarisasi dalam masyarakat. Penting untuk mempertahankan nilai-nilai humanisme dalam menghadapi politisasi HAM, dengan menekankan keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap martabat manusia.

Dapat kita simpulkan filsafat humanisme adalah pandangan hidup yang memengaruhi cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi, menekankan martabat manusia, kebebasan individu, inklusi sosial, dan penghargaan terhadap keragaman. Dalam pendidikan, humanisme membentuk individu yang berbudaya, bertanggung jawab, dan peduli sosial. Dampaknya meluas dari hubungan interpersonal hingga konteks globalisasi, meskipun menghadapi tantangan seperti konflik dengan normativisme dan politisasi hak asasi manusia. Nilai-nilai humanisme, seperti empati, toleransi, dan kesadaran sosial, tetap menjadi pijakan moral untuk membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan, serta mempromosikan perdamaian, kesetaraan, dan keadilan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun