1. Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Bentuk kejadiannya saya selalu gagal dalam menciptakan suasana belajar di kelas yang aktif,efektif dan kolaboratif saat mengajar. Saat pembelajaran saya siswa selalu terlihat bosan, sering keluar masuk kelas dengan alasan ke WC,bahkan ada juga yang asyik membawa mainan dan mengobrol bersama temannya saat pembelajaran berlangsung.pemikiran saya sebagai pendidik merasa gagal dalam peroses belajar .
Setelah saya melakukan refleksi diri kemudian saya menemukan titik permasalahannya yakni saya tidak menguasi metode pembelajaran saat mengajar,dan anak-anak kelas 1 masih dalam masa Transisi PAUD - SD, langkah selanjutnya saya melakukan kolaborasi dengan teman sejawat dan juga kepala sekolah mengenai langkah-langkah menerapkan metode pembelajaran di dalam kelas dan akhirnya saya merasa mampu dalam menguasai materi beberapa metode mengajar dan saya langsung terapkan di waktu mengajar dan saya merasakan perubahan yang signifikan pada cara siswa belajar di kelas.
Alasan saya merefleksikan kejadian tersebut karena hal itu menjadi suatu pengalaman yang luar biasa di mana baru pertama saya bisa menguasai beberapa metode atau teknik mengajar yang menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa saya selalu merasa bahagia dan nyaman saat pembelajaran ,mereka selalu antusias mengikuti setiap mata pelajaran yang saya sampaikan.
Â
b. Â Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)?
Saya menghadapi krisis tersebut COPING dengan berusaha meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama sewaktu mengajar seperti: Mengajar yang monoton,tidak peduli dengan kebutuhan belajar murid,tidak mau berkolaborasi dengan siswa dan orang lain,serta tidak terbuka pada siswa dan rekan sejawat.
Bagaimana  Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis  tersebut?
Saya dapat bangkit kembali (recovery) dengan cara selalu aktif berkolaborasi dengan rekan sejawat atau guru lain yang berasal dari sekolah lain yang mengajar di tingkatan yang sama dengan saya. Saya selalu mengadakan pertemuan rutin. Kami bersama-sama membahas permasalahan-permasalahan yang sedang kami hadapi.
Saya bisa bertumbuh (growth) dari krisis adalah dengan cara belajar dari orang lain yang telah sukses,dengan begitu saya bisa mendapatkan skill atau pengetahuan baru yang mungkin saya belum miliki sebelumnya, sehingga saya bisa berkembang menjadi lebih baik lagi sebagai seorang pengajar.