Dalam kondisi seperti saat ini, ketika mendengar kata 'isra' mi'raj', maka kita akan ingat pada Masjid Aqso di Palestina. Â Ingatan itu bukan hanya pada masjid Aqso saja. Secara spontan kita akan ingat pada saudara-saudara kita di sana dengan penderitaan yang dialami mereka. Penderitaan yang kian hari kian bertambah. Namun, keyakinan tetap satu bahwa Palestina akan merdeka. Palestina akan jaya kembali dan Allah swt. akan menunaikan janji-Nya.
Isra' mi'raj bukan hanya kata. Juga bukan hanya kegiatan selebrasi tahunan umat Islam. Isra' mi'raj adalah suatu hal yang penting untuk digali hikmahnya.
Bagi kita yang muslim, ibadah pertama yang dihisab oleh Allah swt. adalah sholat. Sholat menjadi pintu lanjutan setelah syahadah (kesaksian sebagai hamba-Nya dan rosulullah saw. sebagai utusan Allah). Sholat menjadi penting bagi umat muslim. Namun, masih adakah di antara kita yang belum tahu bahwa sholat wajib kita yang 5 waktu itu diperoleh oleh rosulullah saw. dalam peristiwa  isra' mi'raj?
Isra' mi'raj itu adalah perjalanan rosulullah saw. dari masjidil Haram ke masjid Aqso (Palestina). Setelah itu rosulullah saw. naik ke langit tertinggi (Sidratul Muntaha) dalam semalam bertemu Allah dan mendapatkan perintah sholat. Dengan sifat rahman dan rahimnya Allah, akhirnya diputuskan bahwa umat Islam diwajibkan hanya melaksanakan sholat wajib 5 kali dalam sehari. Masya Allah, Allah Maha Tahu akan kekurangan dan sifat manusia.
Tanpa kasih sayang-Nya dan kecintaan rosulullah saw. pada umatnya, bisa jadi kita akan melakukan sholat wajib lebih dari 5 waktu. Jika menegakkan sholat 5 waktu saja sangat sulit untuk dilakukan, maka alangkah tidak tahu terima kasihnya diri kita. Permintaan rosulullah saw. kepada Allah swt. terhadap jumlah rakaat sholat seakan-akan tiada guna.
Allah swt. hanya meminta sedikit waktu kita yang kita miliki. Jika kita diberikan oleh-Nya waktu 24 jam, maka apakah sulit berhenti beraktivitas sejenak untuk sholat? Kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk main games, media sosial, atau kumpul dengan teman-teman. Namun, mengapa kita merasa sangat sulit berdiri beberapa menit di atas sajadah untuk melakukan sholat?
Teman, saat sholat Allah swt. tak mengharuskan kita membaca surat-surat panjang. Nabi Muhammad saw. pun tidak memaksa untuk tegak berdiri saat sholat. Kita dibolehkan duduk, berdiri, bahkan jika tidak mampu juga dengan isyarat mata kita bisa melaksanakan sholat. Meskipun begitu mudahnya pelaksanaan sholat, kita masih saja malas untuk melakukannya.
Bukan main cintanya rosulullah saw. kepada kita. Beliau sangat memikirkan kita. Beliau takut kita mendapatkan dosa hingga berulang kali beliau meminta 'diskon' atau pengurangan jumlah rakaat sholat. Apakah pantas bila usaha yang beliau lakukan itu disia-siakan dengan  meninggalkan sholat?
Perjalanan yang hanya semalam dari masjid Haram (Mekkah) ke masjid Aqsa, lalu bertemu Allah swt. di Sidratul Muntaha menjadi perjalanan berharga bagi kita. Perjalanan yang membuktikan bahwa peristiwa besar itu adalah bagian yang harus kita ingat. Bahwa menghargai dan mengikuti apa yang rosulullah saw. tuntunkan adalah cara kita untuk membalas dari apa yang telah beliau usahakan. Allahumma sholi ala muhammad. Semoga keberkahan tercurah kepada beliau beserta keluarga, sahabat sampai akhir zaman. Semoga hari-hari yang kita lalui saat ini selalu diisi dengan ibadah yang ikhlas, sholat yang khusyuk, dan berinteraksi yang menyenangkan antarsesama makhluk ciptaan-Nya. Aamiin ya rabbal'alamin.