Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Apa Pun Bentuknya, Rasa Pempek Tetap Enak

20 November 2023   01:06 Diperbarui: 20 November 2023   01:15 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua sudah tahukan makanan khas Plembang? Ya, pempek. Pempek merupakan makanan atau kudapan yang berbahan dasar tepung sagu dan ikan. Di Plembang sendiri, pempek bisa menjadi menu harian untuk sarapan pagi atau sebagai camilan.

Alasan Beragam Olahan Ikan di Plembang


Plembang yang dialiri sungai Musi memberikan masyarakatnya ikan yang berlimpah. Nah, ikan-ikan ini bisa diolah menjadi beberapa produk olahan, seperti pempek, laksan, celimpungan, tekwan, model, siomay, ped, pekasam, dan sebagainya.

Beberapa olahan ikan ini dibuat agar masyarakat bisa tetap makan ikan walaupun sedang tidak musim ikan. Pada saat air surut atau musim ikan, masyarakat memanen semua ikan. Lalu, ikan-ikan itu dibuat sedemikian rupa. Ada yang menjadi makanan yang sekali habis dan ada juga yang bisa berbulan-bulan baru bisa habis.

Ikan asap atau sale ikan, ikan asin, pekasam, dan ped adalah olahan ikan yang bisa  dimakan dalam jangka waktu lama. Bahkan olahan ikan itu bisa tahan bertahun-tahun karena proses pengawetan dan fermentasinya. Nah, adakah di antara olahan ikan tadi, selain pempek yang sudah pernah teman-teman rasakan? Kali ini saya akan mengajak teman-teman untuk mengenal beragam bentuk dari pempek.

Dikutip dari detik.com., pempek pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Sriwijaya.
Hal ini dibuktikan dengan temuan Prasasti Talang Tuo yang menyatakan tanaman sagu sudah ada sejak abad ke-7.

Sekitar abad ke-16 pada masa Sultan Badaruddin II dari kerajaan Plembang Darussalam. Pada masa tersebut, pempek disebut dengan 'kelesan'. Awalnya, pempek dibuat oleh orang asli Plembang yang kemudian dititipkan ke orang Tionghoa untuk dijual. Jadi, ingat, bahwa  pempek itu bukan berasal dari Tionghoa, tetapi karena penjualnya adalah orang Tionghoa yang dipanggil 'apek'.

Orang-orang Tionghoa itu berjalan sambil meneriakkan barang dagangannya hingga ada orang yang memanggil 'apek' untuk penjual itu secara berulang-ulang. Barang dagangan yang tadi dipanggilan kelesan berubah menjadi empek-empek dan pempek sampai saat ini.

Bentuk Olahan Pempek Plembang


Teman-teman yang suka pempek, pasti tahu dong bentuk pempek itu apa saja? Saat membuat pempek, yang dibutuhkan adalah ikan giling, bawang putih, garam, sagu, minyak, dan air. Nah, ada satu pempek yang dibuat besar dengan berisikan satu telur utuh di dalamnya. Masyarakat Plembang menyebutnya dengan sebutan pempek kapal selam.

Penyebutannya seperti itu karena proses memasak pempek ini menyerupai kapal selam ketika beroperasi. Sangkin besarnya. Yang membuat agak ribet adalah lama menunggu pempek ini mateng.

Bayangkan, berat satu pempek ini bisa 250 gram! Kalau teman-teman bisa  menghabiskan satu pempek saja, perut teman-teman akan langsung kenyang.

Selain bentuknya seperti kapal selam, ada juga pempek yang berbentuk bulat panjang. Masyarakat Plembang menyebutnya pempek lenjer. Bentuk ini pun dibagi dua, ada yang kecil (lenjer kecil) dan besar (tolor). Bagaimana rasanya sih? Ya, sama seperti pempek lain dong. Rasanya enak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun