Tak terasa Kompasiana sudah memasuki usia yang ke-14. Wah, kalau diingat perjalananku bersama kompasiana, aku bukanlah Kompasianer yang aktif seperti teman-teman yang lain. Namun, 7 tahun bersama Kompasiana memberi banyak cerita di dalam hidupku.
Menjadi Kompasianer membuat aku menjelajahi dunia dengan kebiasaan, keragaman budaya, keahlian, dan pengetahuan para Kompasianer lainnya meskipun berbeda ruang dan waktu. Bahkan dengan membaca ulasan dari Kompasianer lain pikiranku sedikit terbuka tentang sesuatu hal atau peristiwa.
Tulisan Pertamaku
Tulisan pertamaku di Kompasiana, yaitu pada tahun 2012, dengan judul Bangga Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia. Nah, teman-teman bisa membacanya di sini .
Waktu menulis artikel itu, aku pikir tulisanku itu menarik. Namun, setelah bertahun-tahun berlalu, aku baru menyadari bahwa tulisanku itu bisa dikatakan 'buruk' dan terkesan acak kadul. Aduh, jadi malu! Maklum saat itu aku hanya memiliki semangat menulis, sedangkan ilmu kepenulisan yang aku miliki sangat minim sekali.
Mempublikasikan artikel di Kompasiana itu tidak seribet menulis di beberapa flatform lainnya. Bahkan sekarang Kompasiana memberikan topik yang bisa diulas oleh Kompasianer. Hal seperti ini sangat membantu sekali untuk Kompasianer yang sedang 'galau' atau bingung mau menulis apa.
Aku sendiri masih saja menulis sesuka hati. Maksudnya, tulisanku tidak selalu mengikuti topik yang diberikan oleh Kompasiana. Jika suatu topik memang aku pahami, maka aku akan mengulasnya. Setelah aku cek, sampai saat ini sudah ada 635 artikelku yang telah terpublikasikan di Kompasiana. Meskipun hanya 50 artikelku yang mendapat 'headline' dan 410 pilihan, jumlah segitu saja sudah cukup membuatku bahagia. Bahagianya mirip seperti bahagianya aku saat mendapatkan traktiran semangkuk bakso. Duh, enggak kok. Bahagia tuh tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.
Ternyata tidak mudah loh membuat artikel menjadi 'headline' di Kompasiana. Ah, jangankan membuat 'headline', menjadi artikel pilihan dari editor itu saja sudah menjadi sesuatu yang membanggakan bagiku. Kalau sudah dapat predikat 'pilihan', rasanya aku ingin jungkir balik atau loncat-loncat gitu, sangkin girangnya.
Pematik untuk Menulis
Selain topik yang diberikan oleh editor, Kompasiana pun sering mengadakan kegiatan menulis dengan hadiah yang menggiurkan. Salah satu kegiatan yang sering aku ikuti adalah kegiatan selama Ramadan. Selain untuk mengisi waktu, kegiatan menulis di bulan Ramadan yang diadakan oleh Kompasiana efektif membuat kemalasan di dalam diri menjadi meningkat. Maklum, kalau melihat hadiahnya yang menggiurkan itu.
Kegiatan seperti itu sangat menantang bagiku. Bukan semata hadiah yang akan diperoleh bila menjadi juara, aku mengikut kegiatan itu adalah untuk menggembleng diri dalam membuat tulisan yang bermakna selama Ramadan. Kegiatan yang dilakukan selama sebulan itu mengharuskan para Kompasianer untuk konsisten menulis dan inilah yang akan terus kutingkatkan meskipun untuk melakukannya diperlukan tekad yang kuat. Â
Kisah Manis dari Sebuah Reward
Jika ditanya senang enggak sih diberi reward atau hadiah? Semua pasti menjawab senang, begitu pun aku. Meskipun K-reward belum bisa aku dapatkan, setidaknya beberapa kali aku mendapatkan reward dari tulisanku di Kompasiana. Itu adalah bonus tersendiri untukku. Salah satu bonus itu kudapatkan saat mengikuti event KJOG. KJOG memberi apresiasi itu untukku.