"Ngurus rumah itu kerjaannya wanita, laki-laki mah nyari duit aja!" Huh, kalimat bias seperti itu banyak sekali terdengar di telinga saya. Jengkel, kesal, pengen mlites itu perasaan yang bisa diungkap saat itu.
"Hei, pak Bos, tahu 'kan rumah tangga itu dibangun karena apa? Cinta? Ah, bilang cinta, tapi kok gitu sih sama istri!"
Gini loh, kerjaan rumah tangga itu enggak gampang. Apalagi kalau udah ada anak dan anaknya banyak pula. Iya, kalau sekadar materi, mungkin saja bisa pak Bos lakukan. Namun, jika kerjaan psikis yang akan dilakukan seorang ayah, maka ibu tidak akan bisa mewakilinya.
Ibu tunggal itu bisa aja kok melakukan tugas seorang ayah. Buktinya, banyak anak yang tumbuh tanpa peran seorang ayah. Malah mereka sukses-sukses aja. Eh, pak Bos, ingat ada peran ayah dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab, ketegasan, wibawa, dan lain sebagainya. Semua itu ditemukan dari seorang ayah yang baik. Ingat bahwa orang tua adalah contoh pertama bagi anak, bukan kakek, om, pak guru, atau orang lain di sekitar.
So, bila pak Bos mengerti begitu besar peran pak Bos di rumah tangga, maka pernyataan seperti itu tidak akan terdengar lagi. Ih, sayangnya pak Bos terlalu egois untuk menjalani peran sebagai teladan bagi keluarga dan anak.
Coba deh pak Bos rasakan bekerja mengurus rumah seharian untuk beberapa hari. Apa yang akan pak Bos rasakan? Nah, begitulah perasaan istri pak Bos setiap hari.
Beruntung sekali pak Bos bila pulang rumah sudah rapi, makanan sudah tersedia di lemari makan, pakaian sudah bersih, dan anak-anak sehat. Pak Bos tinggal istirahat dan sudah lepas tangan dengan keadaan yang nyelimet dari pagi sampai sore itu. Istri pak Bos yang melakukannya seorang diri dan tanpa dibayar pula.
Untuk itu, pak Bos seharusnya memberikan apresiasi kepada istri dong! Buat mereka tersenyum dengan menyingsingkan lengan baju menyapu rumah atau bermain dengan anak. Itu sudah lebih dari cukup kok. Jangan istirahat sendiri dong! Kayak pak Bos aja yang capek padahal istri pak Bos lebih capek loh karena ngerjain semuanya.
Pak Bos, sayang kan dengan istri pak Bos? Jadi, ungkapkan dengan kegiatan positif dan produktif selama di rumah bersama keluarga. Jangan hanya maunya dilayani, tetapi sulit memberi perhatian kepada istri.
Istri pak Bos itu 'lemah', tetapi dia harus 'strong' demi keluarga tercinta. Istri pak Bos itu lelah, tetapi dia tetap mengabdikan dirinya tanpa batas waktu. Wah, pak Bos rugi banget kalau enggak bisa bikin istri pak Bos tersenyum!
Yuk pak Bos jaga perasaan istrinya, ya. Bahaya loh kalau istrinya udah ngambek. Rumah terasa panas dan bakal enggak betah lama duduk di dalamnya.