"Ini juga bagus loh, Bu. Batik Cirebon Mega Mendung ini tak kalah adem dari daster kesayangan Ibu itu. Warnahnya juga menarik. Batik Jlambangan ini juga, cerah. Pasti Ibu tambah cantik memakainya." Yanto menyodorkan beberapa daster batik ke hadapan Marni. Marni sempat memandangnya sekilas.
"Enggak ada yang seadem ini, Pak. Batik itu memang bagus, Ibu juga suka melihatnya. Hanya saja ...."
Ucapan Marni menggantung dna membuat Yanto penasaran dibuatnya.
"Hanya saja apa, Bu?"
"Hanya saja ... daster-daster itu tidak terlalu banyak lubang anginnya seperti daster ini," ucap Marni sambil nyengir kuda.
"Oalah, Bu. Itu toh rahasia daster kesukaan Ibu!" Yanto menepuk dahinya. Marni memang keterlaluan rahasia daster batik akhirnya terungkap sudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H