Mohon tunggu...
Melia Eka Yunanda
Melia Eka Yunanda Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Anak tidak pernah baik dalam mendengarkan orang yang lebih tua namun tidak pernah gagal meniru orang yang lebih tua" - James Baldwin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kreasi dengan Roti untuk Kreativitas Anak

13 November 2022   20:04 Diperbarui: 13 November 2022   20:33 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal, pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal meliputi Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal dan PAUD dan sejenisnya.

Anak usia dini terutama usia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan usia efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Upaya mengembangkan berbagai potensi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui bermain. Bermain merupakan salah satu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Menurut Suratno (2005:80), fungsi bermain adalah bermain untuk perkembangan fisik, perkembangan aspek motorik halus dan kasar, manfaat bermain untuk perkembangan aspek sosial, manfaat bermain untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian, manfaat bermain untuk perkembangan aspek kognisi, dan manfaat bermain untuk mengasah ketajaman penginderaan.

Potensi yang dimiliki anak yang satu tidak akan sama dengan potensi anak yang lainnya. semua potensi anak terangkum menjadi cipta, rasa, dan karsa. Salah satu potensi anak usia dini yang juga perlu dikembangkan adalah kreativitas.  Menurut Supriadi dalam Rachmawati dan Kurniati (2010:13) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.

Banyak permainan yang bisa di gunakan dalam pembelajaran  TK dalam pengembangan kreativitas anak salah satunya melalui kegiatan membutsir menggunakan roti tawar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas adalah faktor pembawaan dari orangtua, faktor lingkungan baik itu lingkungan rumah, sekolah, kerja dan lingkungan masyarakat luas, dan faktor emansifasi yang berasal dari dalam diri sendiri.

Namun terkadang kreativitas anak tidak optimal karena guru jarang menerapkan kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak dan kurangnya antusiasme anak dalam berkreasi karena media dan alat yang digunakan kurang menarik. Sehingga anak menjadi kurang kreatif, hal tersebut tampak jika anak kurang mampu menghasilkan suatu karya yang baru karena anak cenderung mencontoh hasil karya guru, anak kurang percaya diri dengan hasil karyanya dan anak sulit memecahkan permasalahan yang ada baik pembelajaran di sekolah maupun di kehidupan sehari-harinya.

Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui kegiatan membutsir. Membutsir menggunakan roti tawar ini merupakan kegiatan modifikasi membentuk dengan bahan lunak. Kegiatan membentuk dan menghasilkan suatu karya melalui berbagai variasi bahan merupakan salah satu kegiatan anak dalam berkreasi sehingga kreativitas anak di masa golden age dapat berkembang dengan baik. Bahan-bahan untuk membutsir seperti dengan tanah liat, bubur kertas dan plastisin. Sumanto (2005:141) menjelaskan bahwa membutsir untuk anak Taman Kanak-kanak dapat menggunakan bahan yaitu plastisin, tanah liat, dan adonan bubur kertas.

1) Plastisin (malam butsir) adalah jenis bahan buatan siap pakai yang memiliki sifat lentur dan dijual dalam bentuk balok-balok dalam kemasan plastik. Plastisin mudah dibentuk mainan atau patung dan tidak mengotori tangan atau tempat kerja serta dapat digunakan sewaktu-waktu sehingga sangat praktis sebagai media berkreasi senirupa bagi anak Taman Kanak-kanak; 2) Tanah liat adalah bahan alam yang telah dijadikan adonan lentur atau liat dan siap untuk digunakan membutsir; 3) Adonan bubur kertas dibuat dari kertas bekas/kertas koran yang dihancurkan kemudian dicampurkan dengan lem kanji sampai diperoleh adonan yang lentur.

Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu membutsir roti tawar. Kreativitas bisa diaplikasikan ke dalam berbagai bahan. Termasuk roti tawar, yang mudah didapat, tidak berbahaya dan bermanfaat bagi tubuh anak. Menurut Sumanto (2005:141) membutsir atau modeling adalah teknik membentuk/mematung dengan menggunakan bahan yang sifatnya masih lentur atau lunak. Proses membutsir dilakukan dengan cara membentuk secara langsung bahan yang dipilih/dilakukan dengan tangan atau memakai bantuan alat-alat butsir (sudip).Melalui kegiatan membutsir ini anak dapat membentuk sesuatu sesuai dengan imajinasinya sendiri karena anak tidak dibatasi dalam membentuk benda yang mereka inginkan. Selain itu anak melakukan pengolahan bahan sendiri dan roti tawar tidak berbahaya bagi anak, mudah didapat, bisa dimakan serta bermanfaat bagi tubuh anak. Sehingga diharapkan anak dapat mengembangkan kompetensi rasa seni, keuletan, kecekatan, kreativitas anak TK secara bebas sejalan dengan perkembangan seninya.

Membutsir roti tawar adalah teknik membentuk karya tiga dimensi dengan bahan lunak yaitu roti tawar. Membutsir roti tawar lebih menguntungkan bagi anak karena roti tawar merupakan bahan yang tidak berbahaya, lunak, dan mudah di dapat.

  • Alat dan Bahan
  • Alat dan bahan yang diperlukan untuk membutsir roti tawar ini harus diperhatikan hal-hal seperti mengatur dan memfasilitasi semua kepentingan kegiatan pembelajaran, menata kesiapan anak dan ruangan agar kegiatan tersebut berjalan nyaman dan menyenangkan. Sejalan dengan penjelasan Sumanto (2005:143) peralatan untuk membentuk (membutsir) haruslah disesuaikan dengan jenis bahan yang dipilih dan teknik pembuatannya. Oleh karena itu, membutsir dengan jenis bahan yang sifatnya lunak seperti roti tawar bisa dikerjakan secara langsung dengan tangan. Alat untuk membutsir roti tawar sebagai berikut:
  • Piring
  • Digunakan untuk tempat adonan roti tawar.
  • Plastik
  • Digunakan untuk tempat air yang sudah ditakarkan banyaknya.
  • Serbet
  • Agar kegiatan yang dilakukan terjaga kebersihannya sehingga roti tawar yang dibutsir bisa dimakan dan tidak kotor serta berbahaya bagi anak.
  • Bahan yang digunakan untuk membutsir dengan roti tawar sebagai berikut:
  • Roti Tawar
  • Gunakan roti tawar dengan tekstur yang padat agar lebih mudah untuk dibutsir.
  • Air
  • Diperlukan untuk membuat adonan roti tawar.
  • Pewarna Makanan
  • Gunakan pewarna makanan yang beragam agar menghasilkan variasi warna.
  • Susu Coklat
  • Gunakan susu coklat cair sebagai pewarna dan penambah rasa saat roti dimaka oleh anak.
  • Langkah-langkah Membutsir Roti Tawar
  • Membutsir roti tawar memiliki cara pengerjaanya melalui remasan tangan, menekan, memijit, menambahkan dan mengurangi bahan sampai dihasilkan model yang diinginkan.  Affandi (2006:38) menjelaskan langkah-langkah membutsir, yaitu: menyiapkan alat dan bahan, mereka-reka bentuk yang akan dikerjakan, dan melaksanakan pembutsiran hingga terwujud model bentuk yang diinginkan. Adapun langkah kerja dari membutsir dengan roti tawar yaitu sebagai berikut:
  • Guru memperkenalkan tema dan subtema.
  • Guru memperkenalkan alat dan bahan.
  • Guru menjelaskan dan mencontohkan cara membutsir roti tawar.
  • Kemudian anak melakukan kegiatan membutsir roti tawar berdasarkan kreativitas anak dan sesuai dengan tema dan subtema.
  • Terlebih dahulu anak mencuci tangan untuk menjaga kebersihan.
  • Menyiapkan alat dan bahan yaitu air putih di dalam plastik, piring, serbet, roti tawar secukupnya, pewarna makanan dengan berbagai warna dan susu coklat.
  • Gambar 1. Alat dan Bahan
  • Kemudian ambil dan suir-suir roti tawar menjadi potongan-potongan kecil sambil memberikan air putih sedikit demi sedikit hingga menjadi adonan yang padat.
  • 2-6370e9e81c59b70e0006d073.png
    2-6370e9e81c59b70e0006d073.png
  • Gambar 2. Potongan Roti Tawar
  •  
    3-6370e9f508a8b50fbf0de444.png
    3-6370e9f508a8b50fbf0de444.png
  • Gambar 3. Roti Tawar Menjadi Bentuk Adonan
  •  
  • Bagi adonan menjadi beberapa bagian.
  •  
    4-6370ea064addee4fda3fbfe2.png
    4-6370ea064addee4fda3fbfe2.png
  •      Gambar 4. Bagi Adonan Menjadi Beberapa Bagian

    • Beri sedikit pewarna yang berbeda disetiap adonan sehingga menghasilkan adonan dengan berbagai warna dengan cara meremas, memijit dan menekan. Lakukan hal tersebut sampai warna adonan merata.
    • 5-6370ea134addee4fda3fbfe4.png
      5-6370ea134addee4fda3fbfe4.png
    • Gambar 5. Memberi Pewarna Makanan pada Roti Tawar
    • Setelah itu mulai membentuk benda yang diinginkan
    • 6-6370ea1e4addee582938b0d3.jpg
      6-6370ea1e4addee582938b0d3.jpg
    • 7-6370ea2e08a8b50fc21c9192.png
      7-6370ea2e08a8b50fc21c9192.png
    • Gambar 6. Hasil Membutsir Roti Tawar
    • Setelah itu guru memberikan pujian atas hasil karya anak. Guru mengevaluasi hasil karya anak dilihat dari bentuk yang dihasilkan dari membutsir menggunakan roti tawar tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun