Sampah memang masih menjadi masalah yang sangat sulit diatasi mengingat padatnya penduduk di Indonesia, salah satunya yaitu Kota Salatiga. Semakin bertambah hari, semakin bertambah pula timbunan sampah yang dihasilkan. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasioanal tahun 2018 menyatakan bahwa Kota Salatiga memiliki jumlah timbunan sampah harian TPA 442,27 ton/hari, dengan persentase sampah sisa makanan 18% dari sampah yang diangkut setiap harinya. Pengolahan sampah makanan secara tepat masih menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh daerah terlebih Kota Salatiga. Namun dengan adanya keberadaan sampah-sampah sisa makanan terlebih aneka buah memiliki potensi yang besar sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik cair. Jika tidak ada penindakan lebih lanjut dari penumpukan sampah ini maka akan menyebabkan bau, masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar TPA bahkan menjadi ancaman terhadap pencemaran lingkungan.
Pada pupuk cair kandungan bahan kimianya rendah maksimal 5%, dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair. Maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah, dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan. Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini disebabkan pupuk organik cair 100% larut. Pupuk organik cair memiliki kelebihan, yaitu dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga mampu menyediakan hara secara cepat. Selain berfungsi untuk memperbaiki sifat tanah serta sebagai penyedia unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan unsur hara essensial lainnya.
Nitrogen (N) memegang peranan penting sebagai penyusun klorofil, menjadikan daun berwarna hijau. N mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan cara menjadikan tanaman berwarna hijau, meningkatkan pertumbuhan daun dan batang. Fosfor (P) di dalam tanaman mempunyai fungsi sangat penting yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan, pembesaran sel, pembentukan biji, meningkatkan kualitas buah . Kalium (K) di dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari  enzim  dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman. Fungsi penting K dalam pertumbuhan tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air, proses membuka dan menutup stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat di sekitar stomata.
Peningkatan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) pada tanah defisiensi K atau penambahan kadar Ca pada tanah defisiensi Mg dapat menyebabkan tidak seimbangnya unsur hara yang akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak baik. Dalam tanaman Mg merupakan atom pusat dalam molekul klorofil sehingga sangat penting dalam hubungannya dengan fotosintesis. Magnesium juga membantu metabolisme fosfat, respirasi dan aktivator beberapa enzim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H