Mohon tunggu...
Fadhel Muhammad Has
Fadhel Muhammad Has Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 UIN ANTASARI BANJARMASIN

Mahasiswa S1 Uin Antasari Banjarmasin Fakultas Ushluddin dan Humaniora Prodi Aqidah dan Filsafat Islam -Pengurus Senat Mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari Fakultas Ushluddin dan Humaniora SEMA FUH 2023-2024 -Pengurus Pusat Forum Senat Mahasiswa Ushluddin Indonesia FORSEMADINA 2023-2025.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Percaya dengan Zodiak dalam Islam: Perspektif Agama Terhadap Astrologi

12 April 2024   23:38 Diperbarui: 24 April 2024   16:31 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Okezone Lifestyle

Dalam ajaran Islam, keyakinan terhadap zodiak atau astrologi seringkali dipandang secara skeptis. Meskipun ada variasi dalam pandangan individu, umumnya, Islam menekankan bahwa kehidupan manusia dan takdirnya sepenuhnya diatur oleh Allah SWT. Oleh karena itu, mempercayai ramalan zodiak atau horoskop dapat dianggap bertentangan dengan keyakinan yang kuat dalam kekuasaan dan ketetapan Ilahi.

Astrologi, termasuk ramalan zodiak, didasarkan pada keyakinan bahwa posisi dan gerakan benda langit dapat memengaruhi peristiwa di dunia dan bahkan kepribadian individu. Namun, dalam Islam, doktrin tersebut dianggap sebagai bentuk syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang bukan-Nya. Ayat-ayat Al-Quran menegaskan bahwa hanya Allah yang mengetahui masa depan dan hanya kepada-Nya manusia beribadah.

Selain itu, dalam banyak hadis, Rasulullah Muhammad SAW menegaskan bahwa praktik astrologi adalah tidak sah dan bertentangan dengan ajaran Islam. Beliau menyatakan bahwa orang yang mempercayai ramalan atau praktik-praktik yang serupa telah keluar dari lingkup Islam. Pandangan Islam terhadap zodiak juga mencakup konsep kebebasan berpikir dan bertindak. Islam mengajarkan agar manusia menggunakan akal dan pengetahuan untuk memahami dunia dan mengambil keputusan yang bijaksana, bukan bergantung pada ramalan atau tanda-tanda zodiak.

Dengan demikian, dalam perspektif agama Islam, mempercayai zodiak atau astrologi tidaklah sesuai dengan ajaran tauhid (keyakinan akan keesaan Allah) dan menggantikan kepercayaan pada kekuatan Ilahi dengan kepercayaan pada benda-benda langit. Sebagai gantinya, umat Islam dianjurkan untuk mengandalkan doa, kebijaksanaan, dan tindakan yang bermoral untuk menghadapi tantangan hidup dan meraih keberkahan dari Allah SWT.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pandangan Islam terhadap astrologi dan mengajak kita untuk selalu mengandalkan iman dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi kehidupan dan takdir kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun