Remaja memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap kejadian anemia, terutama anemia gizi besi. Hal ini terjadi karena masa remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi termasuk zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dimana remaja putrilah yang memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami anemia dibandingkan remaja putra, hal ini dikarenakan remaja putri setiap bulannya mengalami haid (menstruasi).
Panjangnya siklus menstruasi pada remaja putri yaitu sekitar 21-35 hari, sehingga tidak menuntut kemungkinan remaja putri mengalami defisiensi zat besi. Selain mengalami menstruasi remaja putri juga cenderung lebih memperhatikan bentuk badannya sehingga akan membatasi asupan makan dan banyak pantangan makanan, sehingga tidak menuntut kemungkinan kebutuhan gizi remaja tidak terpenuhi hal inilah yang juga menjadi faktor penentu remaja mengalami anemia.
Anemia itu sendiri adalah kondisi ketika tubuh mengalami penurunan atau jumlah sel darah merah berada dibawah kisaran normal. DiIndonesia sendiri, prevalensi anemia masih cukup tinggi, Menurut Riskesdas 2013, proporsi anemia menurut kriteria umur 5-14 tahun 26,4% dan umur 15-24 tahun 18,4 %, menurut kriteria jenis kelamin laki-laki 18,4% dan perempuan 23,8%, dan kriteria tempat tinggal diperkotaan 20,6% dan perdesaan 22,8%.
Dampak dari anemia itu sendiri dinilai sebagai masalah yang sangat serius terhadap kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kejadian anemia pada remaja adalah pucat, lemah, letih, pusing, selain itu dapat menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak, serta meningkatkan resiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun.
Oleh karenanya, mencegah anemia pada remaja putri menjadi hal yang sangat penting, karena nantinya wanita yang menderita anemia dan hamil akan menghadapi banyak resiko, yaitu abortus, melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, mengalami penyulit lahirnya bayi karena rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik ataupun karena tidak mampu meneran, perdarahan setelah persalinan yang sering brrakit kematian.Â
Bila dari sejak remaja saja sudah menderita anemia, maka tidak menuntut kemungkinan saat hamil dan melahirkan nanti akan mengalami anemia. Padahal seperti yang kita ketahui zat besi sangat penting dan diperlukan untuk perkembangan otak.Â
Sehingga sangat penting diperlukannya pendidikan kesehatan pada remaja putri sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dalam upaya pencegahan anemia yang akan membawa dampak positif pada perilaku yang tepat.
Selain diperlukannya pendidikan kesehatan pada remaja putri pemberian tablet Fe (tablet tambah darah) dalam seminggu dengan dosis 60 mg sangat diperlukan apalagi jika remaja sedang dalam masa haid sangat dianjurkan untuk meminum tablet tambah darah sebanyak 1 tablet perminggu selama 1 tahun serta dibarengi dengan mengonsumsi makanan bergizi dan kaya akan zat besi, seperti:
1). Daging dan unggas
2). Sayuran berwarna hijau, seperti bayam atau brokoli
3). Jeroan
4). Kacang-kacangan ataupun biji-bijian
5). Buah-buahan, seperti jambu biji, jeruk atau buah naga
6). Makanan laut
7). Telur, serta
8). Susu.