[caption caption="Pilihan Suplemen Vitamin B (Shutterstock)"][/caption]Dalam praktik sehari-hari, seorang dokter sering kali memberikan suplemen kepada pasien seperti vitamin dan mineral. Tentunya pemberian suplemen tersebut sebelumnya telah mendapat pertimbangan yang matang oleh rekan dokter. Namun seringkali terjadi di praktik, walaupun menurut dokter bahwa pasien tersebut tidak memerlukan multivitamin, pasien tetap saja ngotot untuk minta diresepkan obat tersebut.
Salah satu yang paling sering diresepkan adalah vitamin B kompleks yang terdiri atas Tiamin (Vitamin B1), Riboflavin (Vitamin B2), Niasin (Vitamin B3), Asam Pantotenat (Vitamin B5), Piridoksin (Vitamin B6), Asam Folat (Vitamin B9) dan Sianokobalamin (Vitamin B12). Diantara vitamin B kompleks tersebut, yang paling popular diresepkan adalah kombinasi vitamin B1, B6 dan B12 yang dalam dunia medis sering disebut dengan vitamin B19 (jumlah dari 1 + 6 + 12).
[caption caption="Suplemen Vitamin B Komplek merk IPI yang legendaris (sumber: apotekmart.com)"]
Persamaan tersebut seperti persamaan unsur-unsur dan bunyi ucapan. dengan cara membalik kata dari Neurobion menjadi Bioneuron. Selain itu kemasan produk merek Bioneuron dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan Neurobion. Contohnya kemasan produk merek Bioneuron dibuat dengan dominasi warna biru dan putih sama persis dengan kemasan produk Neurobion. Termasuk juga bentuk huruf tulisan dan logonya menyerupai Neurobion.
[caption caption="Bentuk bioneuron yang sekilas mirip dengan neurobion (sumber: startuphki.com)"]
Vitamin B Komplek Dalam Bidang Ilmu Penyakit Dalam
Vitamin B komplek semuanya diperlukan untuk fungsi hampir semua proses dalam tubuh. Vitamin B bekerja saling bersinergi, antara jenis yang satu dan jenis yang lain. Jadi kekurangan dari salah satu dari vitamin B komplek dapat menyebabkan ketidakseimbangan. Namun kadangkala dalam penyakit tertentu, diperlukan asupan berlebih terhadap vitamin tertentu tergantung dari jenis penyakitnya. Penulis akan mencoba sedikit menjabarkan penyakit apa saja dalam bidang ilmu penyakit dalam yang memerlukan suplemen vitamin.
Intoksikasi Alkohol – Teman sejawat (dokter) yang bertugas diemergency room baik di puskesmas ataupun rumah sakit, tentu sering menerima kasus alkohol abuse sampai intoksikasi alkohol. Banyak pecandu alkohol menderita defisiensi tiamin (vitamin B1) karena alkohol menghambat transpor tiamin melewati sel mukosa usus.  Di tubuh tiamin berfungsi sebagai koenzim pada jalur pentose fosfat. Akibatnya oksidasi asam α-keto terganggu. Terjadi disfungsi pada pada susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular dan organ lain. Sehingga tiamin adalah salah satu terapi pada abuse maupun intoksikasi alkohol yang dapat berikan intra vena ataupun intra muskular. Pada kasus lain di luar penyakit dalam yaitu intoksikasi opioid dan barbiturat, salah satu terapi adalah pemberian tiamin.
Anemia Megaloblastik Jenis Hipovitaminosis – Merupakan kelainan sel darah merah (SDM) ditandai oleh banyak sel imatur besar dan SDM disfungsional disumsum tulang akibat hambatan sintesis Deoxyribose NucleicAcid (DNA) dan/atau sintesis Ribonucleic Acid (RNA) dalam produksi sel darah merah. Kasus ini terjadi akibat kekurangan asam folat (vitamin B9) dan/atau sianokobalamin (vitamin B12).  Defisiensi asam folat menyebabkan gangguan biosintesis basa purin dan pirimidin (komponen DNA) serta gangguan proses metilasi DNA, RNA dan protein. Sedangkan defisiensi sianokobalamin akan menyebabkan gangguan proses metilasi DNA, RNA dan Protein. Sehingga pada kasus ini terapi yang tepat adalah pemberian asam folat (vitamin B9) dan sianokobalamin (vitamin B12).
Neuropati Karena Obat Anti Tuberkulosis – Kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia masih tinggi, sehingga pemakaian obat anti tuberkulosis (OAT) banyak digunakan. Penggunaan OAT tersebut bukan tanpa efek samping. Salah satu komponen OAT adalah isoniazid (INH) yang berfungsi membunuh bakteri TB dengan menghambat sistesis dinding bakteri. Isoniazid menyebabkan terjadinya gangguan saraf antara lain nyeri, kesemutan dan kelemahan akibat tergangguanya metabolisme dari piridoksin (vitamin B6) yang diganggu oleh INH tersebut.Â
Metabolit INH secara langsung menempel dan menonaktifkan spesies piridoksin serta menghambat enzim pyridoxine phosphokinase yang menyebabkan metabolit aktif piridoksin tidak terbentuk dan akhirnya menyebabkan gangguan saraf. Jika sejawat mendapatkan TB dengan terapi OAT, datang dengan keluhan nyeri atau kesemutan di tangan dan kaki, secepatnya berikan piridoksin (vitamin B6).