Momen Idul Adha banyak memberikan kesan kepada seluruh umat Islam di dunia. Tidak hanya tentang belajar dari kisah religi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, selain itu juga dari unsur sosial menyangkut pembagian daging kurban yang akan dirasakan oleh saudara kita yang tidak mampu untuk membelinya.
Seyogyanya hal tersebut memberikan kegembiraan kepada kita semua. Namun kadang kala konsumsi daging yang berlebihan ditakuti oleh sebagian masyarakat dengan pikiran dihantui oleh meningkatnya kadar kolesterol, meningkatnya tekanan darah dan meningkatnya kadar gula darah. Walaupun sudah banyak penjelasan terkait bagaimana pengolahan daging yang baik dan aman, namun masih banyak pula celetukan-celetukan ataupun pertanyaan dari masyarakat terkait konsumsi daging tersebut.
“Wah, besok harus cek kolesterol nih, jangan-jangan naik drastis.”
“Siap-siap nih UGD rumah sakit kebanjiran pasien, bakal banyak yang datang karena kepala pusing kebanyakan makan daging kambing.”
“Aku gak mau makan daging kambing, ntar kena stroke.”
Dan berbagai macam celetukan polos lainnya dari masyarakat yang tentu kita pahami karena kewaspadaan mereka untuk menjaga kesehatan. Namun waspada juga harus disertai pengetahuan yang benar bagaimana waspada yang tepat itu. Masalahnya, kadang tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan ahli gizi pun sering meng-iya-kan celetukan mereka. Hal tersebut bukan karena mereka tidak tahu, tetapi malasnya menjelaskan dan menghindari perdebatan yang justru dianggap membuang waktu.
Melihat dari fenomena tersebut, maka penulis mencoba mengulas tentang masalah ini, semoga bermanfaat dan dapat menjadi panduan dalam memelihara kesehatan kita semua.
Kapan Harus Cek Kolesterol?
Masyarakat awam hanya mengenal kolesterol secara umum. Padahal sebenarnya yang harus diketahui bahwa dalam suatu metabolism lipid di dalam tubuh, banyak kenal hal-hal yang berkaitan dengan kolesterol.
Yang patut diketahui oleh masyarakat, ketika ingin melakukan pemeriksaan maka yang diperiksa adalah fraksi lipid dalam plasma, yang utama dikenal adalah kolesterol total (K-total), kolesterol LDL (K-LDL), kolesterol HDL (K-HDL)dan trigliserida (TG).
Gangguan dari fraksi lipid tersebut dikenal dengan istilah dislipidemia. Terjadinya gangguan lipid atau dalam bahasa awam dikenal dengan gangguan kolesterol tersebut akan berbahaya terutama pada kelompok-kelompok tertentu.
Penulis sedikit tertawa ketika seorang anak muda berusia 25 tahunan dengan postur tubuh yang ideal, ketika sambil mengipas sate yang sedang dibakar berujar, “esok saya mau cek kolesterol dok, siapa tahu tinggi. Takut kena serangan jantung.”