Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

5 Tips Beradaptasi dengan Jetlag

15 Juli 2019   19:19 Diperbarui: 15 Juli 2019   20:57 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon jemaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 6 memasuki Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (18/7/2018). Sebanyak 24.524 calon jemaah haji dan 315 petugas akan diberangkatkan dari Asrama Haji embarkasi Jakarta.(MAULANA MAHARDHIKA)

Mabuk pasca terbang atau orang sering mengenal dengan jetlag merupakan salah satu musuh utama bagi yang sedang bepergian jauh, tidak terkecuali para jemaah haji. Penerbangan dari Indonesia menuju Arab Saudi dengan lama terbang 8-10 jam dan melewati lebih dari 4 zona waktu merupakan faktor utama terjadinya jetlag pada jemaah haji.

Tentunya perlu adaptasi yang cepat bagi jemaah haji agar mabuk pasca terbang ini dapat segera teratasi, sebab tentunya para jemaah ingin maksimal beribadah saat sudah sampai di Tanah Suci. Sehingga tulisan ini penting dicermati agar adaptasi dapat terjadi dan tentunya jemaah haji nanti akan kembali ke Tanah Air dengan kemungkinan terjadi jetlag kembali.

Ilustrasi Kedatangan Jemaah Haji di Bandara | DetikNews
Ilustrasi Kedatangan Jemaah Haji di Bandara | DetikNews
Mabuk Pascaterbang atau Jetlag
Secara medis jetlag disebut dengan desinkronosis atau disritmia sirkadian, adalah sebuah kondisi fisiologis yang terjadi akibat gangguan terhadap ritme sirkadian tubuh. 

Menurut pemaparan dr. Migunani Utami, Sp. KP, dokter spesialis kedokteran penerbangan yang juga bertugas sebagai petugas kesehatan haji tahun 2019 ini bahwa jetlag muncul akibat perjalanan cepat lintas meridian (timur-barat atau barat-timur) jarak jauh. 

Dr. Mimi | Spesialis Kedokteran Penerbangan dr. Migunani Utami, Sp. KP
Dr. Mimi | Spesialis Kedokteran Penerbangan dr. Migunani Utami, Sp. KP
Kondisi jetlag ini bisa berlangsung cepat tapi dapat juga berlangsung beberapa hari tergantung bagaimana kondisi tubuh dan adaptasi yang dilakukan tiap orang.

Secara normal, tubuh sudah memiliki irama sendiri yang disebut dengan irama sirkadian. Irama inilah yang mengatur seseorang untuk sinkronisasi agar terjaga di siang hari, tidur pada malam hari, bangun pagi sesuai dengan jadwal yang ditentukan, bahkan ritme yang menentukan waktu makan, pengaturan horman dan variasi suhu tubuh. Tanpa ada irama ini maka manusia tidak dapat mengontrol kehidupannya sehari-hari.

Irama ini dibentuk berdasarkan kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang selanjutnya akan direkam oleh otak manusia yang selanjutnya dikoordinasikan kepada seluruh sel yang ada di tubuh manusia.

Berdasarkan pemaparan dr. Mimi (sapaan beliau), jetlag lebih berat terjadi pada kasus penerbangan barat ke timur dibandingkan penerbangan timur ke barat, karena penerbangan timur ke dalam cenderung punya waktu lebih panjang untuk beristirahat dibanding sebaliknya.

Dalam kasus jemaah haji, sebenarnya jetlag yang lebih berat akan mengintai saat penerbangan pulang ke tanah air, sehingga mereka perlu persiapan agar saat pulang nanti adaptasi menjadi lebih baik.

Adaptasi Cepat Mabuk Pascaterbang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun