Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Remehkan Nyeri Wajah yang Berulang

7 Agustus 2017   13:48 Diperbarui: 7 Agustus 2017   21:17 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nyeri wajah (sumber: https://accuratehealth.files.wordpress.com)

Nyeri adalah salah satu alasan kenapa pasien datang ke dokter. Karena normalnya setiap orang tentunya tidak menginginkan sesuatu yang tidak enak di tubuhnya. Rasa nyeri adalah keadaan tidak menyenangkan yang bisa membatasi kapabilitas dan kemampuan seseorang untuk melaksanakan rutinitas sehari-hari. Rasa nyeri juga merupakan tanda awal untuk memperingatkan kita bahwa ada masalah dengan tubuh seseorang.

Sebagai seorang dokter yang bijak, ketika mendapati seorang pasien dengan nyeri, selain memberikan obat nyeri dokter juga berusaha untuk mencari penyebab nyeri tersebut terjadi. Hal tersebut wajar karena seperti dikatakan di awal, nyeri merupakan tanda awal peringatan dari tubuh kita bahwa mungkin ada masalah dasar yang harus diatasi. 

Yang menjadi masalah adalah ketika nyeri tersebut berlangsung terus menerus atau berulang kali terjadi di tempat yang sama, kemungkinan besar terjadi masalah dengan daerah tersebut. Pemberian obat-obatan anti nyeri yang sifatnya rutin dan terus menerus tanpa mencari penyebab secara tepat justru akan memberikan masalah baru terutama terhadap efek samping penggunaan obat anti nyeri secara rutin.

Nyeri Wajah (Facial Pain)
Kasus nyeri wajah sering terjadi pada masyarakat. Sayangnya kadangkala masyarakat malas pergi ke dokter dan mencari jalan pintas dengan membeli obat-obatan nyeri di toko obat tanpa saran dari seorang dokter. Ketika nyeri menjadi tidak tertahankan atau muncul komplikasi lain akibat perberatan nyeri maupun efek samping obat-obatan, barulah mereka datang ke dokter dan mungkin saja pada fase ini sudah terjadi keterlambatan dalam memberikan terapi.

Nyeri wajah yang kita bicarakan dalam tulisan ini adalah trigeminal neuralgia di mana nyeri ini ditandai oleh episode singkat nyeri wajah yang kuat, menusuk, seperti aliran listrik. Episode ini terjadi secara spontan atau dapat dipicu oleh sentuhan ringan, gerakan mengunyah, atau perubahan suhu (contoh dingin). Kadang nyeri sangat singkat sehingga bisa melumpuhkan sama sekali.

Sebagai tambahan, bahwa penderita trigeminal neuralgia atau nyeri wajah trigeminal ini dapat kehilangan berat karena nyeri saat gerakan mengunyah menyebabkan dia berhenti dan malas makan sehingga nutrisi tubuh tidak terjaga secara baik.

Berikut terdapat kasus yang dilaporkan oleh tim bedah saraf melalui dr. Audi Ardansyah, Sp. BS yang bertugas di RSUD Ulin Banjarmasin, seorang laki-laki paruh baya mengeluh nyeri hebat pipi kiri sejak 1,5 tahun terakhir. Dikatakan dengan obat-obatan masih tetap datang episode nyeri tersebut. Pasien tersebut dikonsulkan ke tim bedah saraf dengan kecurigaan adanya tekanan (kompresi) terhadap saraf trigeminus kiri. Saraf trigeminus adalah saraf kranial ke-5 yang bertugas untuk memberikan sensasi wajah. Iritasi terhadap saraf trigeminus dapat disebabkan karena trauma, tumor, sklerosis multiple maupun persentuhan dengan pembuluh darah di sekitar persarafan tersebut. 

Obat-obatan yang diberikan adalah golongan karbamazepin dan gabapentin yang harus dengan resep dokter sambil dicari penyebab yang mendasari. Pasien pada kasus ini sudah diberikan obat-obatan tersebut, namun karena tidak ada perbaikan dari hasil dari pemeriksaan dicurigai adanya sesuatu yang menyentuh saraf trigeminus, kemudian kasus ini ditangani oleh tim bedah saraf RSUD Ulin Banjamasin.

Setelah dilakukan pembedahan didapatkan sedikit perlengketan antara saraf trigeminus dan cabang arteri serebellar anterior/superior cerebellar artery(SCA). Operasi dengan pendekatan dekompresi mikrovaskular telah menggunakan mikroskop canggih model terbaru yaitu Pentero Surgical Microscope.

Nervus trigeminus dengan sedikit perlengketan dengan arteri (Sumber: Dokpri dr. Audi)
Nervus trigeminus dengan sedikit perlengketan dengan arteri (Sumber: Dokpri dr. Audi)
Akhirnya perlengketan tersebut diputuskan untuk dipisahkan dilapisi dengan teflon untuk mencegah agar denyutan dari arteri serebellar anterior tidak menyentuh saraf trigeminus.
Saraf trigeminus yang sudah dipisahkan dengan arteri
Saraf trigeminus yang sudah dipisahkan dengan arteri
Menurut pengakuan dr. Audi Ardansyah,Sp. BS bahwa tindak lanjut setelah pembedahan memasuki hari yang ketujuh, pasien telah bebas nyeri tanpa obat-obatan, walaupun tidak menutup kemungkinan timbul kembali atau terjadi komplikasi yang lain. Tetapi sejauh ini, teknik operasi yang pertama kali dilakukan di RSUD Ulin ini dikatakan sukses dan sesuai harapan. Mudah-mudahanan ke depannya bisa membantu pasien-pasien di Kalimantan Selatan, daripada dirujuk ke Fasilitas Kesehatan di daerah Jawa.
Ilustrasi kamar bedah dengan mikroskop bedah Pentero untuk mendukung tindakan bedah saraf (Sumber: https://s3.eu-central-1.amazonaws.com)
Ilustrasi kamar bedah dengan mikroskop bedah Pentero untuk mendukung tindakan bedah saraf (Sumber: https://s3.eu-central-1.amazonaws.com)
Dokter Mencari Penyebab, Bukan Sekadar Mengobati
Kalimat ini sering penulis lontarkan setiap kali berdiskusi tentang bedanya dokter dengan tukang obat. Kadang beberapa pasien yang senang mencari jalan pintas dengan cukup membeli obat saja tanpa memeriksa diri lebih dulu ke dokter seringkali beralasan bahwa berobat ke dokter mahal. 

Sehingga untuk mencegah perdebatan, kalimat itulah yang sering digunakan. Mahalnya suatu pengobatan bukan karena tarif dari seorang dokter, melainkan lebih karena prosedur pelayanan di fasilitas kesehatan dan penggunaan fasilitas penunjang untuk keakuratan diagnostik. Masalah ini pulalah yang masih dipelajari oleh negara melalui pemerintah bagaimana supata prosedur tersebut dapat menjadi lebih murah bahkan gratis untuk semua masyarakat Indonesia tanpa melihat status.

Kembali pada cerita di atas, kasus tersebut merupakan suatu pelajaran kepada masyarakat supaya tidak meremehkan suatu nyeri yang berulang ataupun terus menerus. Jika pengobatan sendiri tidak berhasil, maka tindakan yang bijak adalah mengonsultasikannya kepada dokter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun