Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sering Merasa Lelah? Bisa Jadi Anda Sakit Medis atau Psikis

14 Agustus 2016   14:30 Diperbarui: 14 Agustus 2016   20:34 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terganggunya pekerjaan karena sindrom lelah kronik (curacaochronicle.com)

Kriteria Mayor

  • Kelelahan persisten atau relaps atau mudah jatuh yang mana:
    Tidak hilang dengan istirahat
    Aktivitas fisik harian berkurang ≥ 50%
    Tidak didapatkan penyakit kronik lainnya, termasuk terdapat penyakit kejiwaan sebelumnya.

Kriteria Minor
Gejala:

  • Demam ringan (37.5-38.6 derajat celcius)
  • Sakit tenggorokan
  • Pembesaran kelenjar getah bening di leher atau ketiak
  • Kelelahan otot menyeluruh yang tidak dapat dijelaskan
  • Ketidaknyamanan otot, nyeri otot
  • Lelah berkepanjangan (≥ 24 jam) disertai gangguan aktivitas
  • Sakit kepala menyeluruh
  • Gangguan neurofisiologis: takut sinar, bingung, sulit berfikir, represi
  • Migrain, nyeri sendi tanpa inflamasi
  • Gangguan tidur
  • Dapat terjadi akut atau sub akut

Temuan Fisik:

  • Demam level rendah
  • Faringitis tanpa eksudat
  • Teraba pembesaran kelenjar getah bening di leher atau ketiak (diameter < 2 cm).

Kriteria tersebut mudah untuk dipahami bahkan untuk orang awam sekalipun, sehingga jika pembaca mengalami tanda dan gejala seperti hal di atas dan memenuhi kriteria Sindrom Lelah Kronik, sangat dianjurkan untuk pergi ke dokter dan bersama-sama mencari penanganan yang tepat.

Latihan dan Rehabilitasi Fisik adalah terapi yang sangat membantu
Sebelumnya terapi ini masih banyak menimbulkan perdebatan karena dianggap pada pasien dengan sindrom lelah kronik justru terjadi kelemahan yang menyeluruh. Sehingga anjuran terapi untuk melakukan aktivitas fisik adalah tindakan yang sia-sia saja.

Namun seiring perjalanan dan banyaknya penelitian yang salah satunya menyatakan bahwa penampilan otot pasien dengan sindrom lelah kronik adalah normal, karena rasa lelah yang berlebihan lebih berhubungan dengan gangguan neuropsikologis, maka terapi latihan fisik tidak berbahaya dan justru dianjurkan.

Saat terjadi sindrom lelah kronik, melakukan istirahat yang berlebihan, kurang melakukan aerobic/fitness dan berkurangnya kontak sosial justru makin memperburuk perjalanan penyakit.

Beberapa pasien melaporkan pada awalnya aktivitas fisik seakan memperburuk gejala-gejala yang ada, tetapi dengan latihan yang bertahap menghasilkan perbaikan yang berarti. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa istirahat yang berlebihan justru menambah perasaan lelah dan meningkatkan risiko terjadinya depresi.

Terapi lainnya sesuai kondisi medis sesuai anjuran dokter
Banyak terapi suportif lainnya untuk sindrom lelah kronik, salah satunya adalah pemberian obat-obatan jika terjadi gangguan psikosomatik yang mendasari. Jika didapatkan gejala depresi pada pasien, maka pemberian antidepresan dapat diindikasi.

Begitu pula terapi obat-obatan simptomatik seperti antinyeri (analgetik) pada kasus terdapat nyeri sendi dan nyeri otot, antihistamin pada kasus disertai alergi dan sinusitis, ataupun pemberian multivitamin dan mineral masih boleh diberikan namun tidak terus menerus dan bukan terapi utama.

Yang justru diperhatikan adalah perawatan klinis pada pasien merupakan kunci keberhasilan terapi yaitu dengan: memberikan perhatian dan dukungan yang cukup, mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan sabar terhadap keluhan yang ada, memberikan empati dan kehangatan, memberikan edukasi tentang pola hidup sehat (menghindari stress, mencari pekerjaan yang disukai, latihan teratur, istirahat cukup tidak berlebihan), hal tersebut akan memberikan dorongan positif untuk kesembuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun