Untuk lebih jelasnya lihat table di bawah ini:
- Laki-laki, 62 tahun dengan berat badan (BB) 65 kg dan tinggi badan (TB) 170 cm, lingkar perut/pinggang (LP) 99 cm. Jika dihitung IMTnya adalah kriteria normal dengan LP > 90 cm masuk dalam diagnose obesitas sentral. Diagnosa obesitas sentral.
- Wanita, 50 tahun dengan BB 62 kg dan TB 155 cm, LP 85 cm. Jika dihitung IMTnya adalah 25.81 masuk dalam kriteria obese I dengan LP > 80 cm masuk kriteria obesitas sentral. Diagnosa obesitas berat
- Laki-laki, 55 tahun dengan BB 83 kg dan TB 160, LP 102 cm. Jika dihitung IMTnya adalah 32.42 masuk dalam kriteria obese II dengan LP > 90 cm masuk kriteria obesitas sentral. Diagnosa obesitas sangat berat
Yang harus diingat, ketika IMT > 30, sebenarnya tidak perlu lagi mengukur lingkar perut karena dia sudah masuk dalam kategori kegemukan berat.
Bagaimana Mendiagnosa Sindrom Metabolik     Â
Menurut National Cholesterol Education Program (NECP) Adult Treatment Panel III (ATP III) menyatakan bahwa mendiagnosa sindrom metabolik adalah terdapat 3 dari 5 kriteria yang ada, tapi disebutkan bahwa obesitas sentral merupakan factor utama yang mendasari sindrom metabolik.Â
Hal tersebut bisa dimengerti karena rata-rata seseorang yang didiagnosa sindrom metabolik hampir pasti salah satu faktor yang positif adalah kegemukan (obesitas sentral atau IMT > 30).
Berikut adalah kriteria sindrom metabolik menurut NCEP-ATP III:
- Laki-laki, 52 tahun dengan Tekanan Darah (TD) 150/90 mmHg, gula darah puasa (GDP) 193, Kolesteral HDL 55, Trigliserida 142, IMT 27, LP 102. Terdapat 3 kriteria terpenuhi (hipertensi (TD), diabetes (GDP) dan obesitas sentral (LP)) maka diagnosisnya adalah sindrom metabolik
- Wanita, 61 tahun dengan TD 120/80, GDP 200, Kolesterol HDL 42, Trigliserid 170, IMT 32. Terdapat 4 kriteria terpenuhi (diabetes (GDP), dislipidemia (HDL rendah, Trigliserid tinggi), dan obese II (>30) sehingga lingkar perut/pinggang tidak perlu diukur lagi) maka diagnosisnya adalah sindrom metabolik
Bulan Ramadhan, Saatnya Sehat
Jika berbicara efek kesehatan dari menjalankan puasa yang baik dan benar, maka sudah banyak artikel yang membahas masalah itu. Namun yang pasti harus diketahui bahwa dengan berpuasa, maka kesempatan bagi kita untuk mengurangi asupan kalori yang berlebihan yang menyebabkan kegemukan.Â
Kemudian dengan berpuasa akan memacu pembakaran lemak menjadi kalori, karena karbohidrat menjadi berkurang. Jika dilakukan secara baik dan benar, saat berbuka puasa tidak berlebih dan tetap dalam kontrol yang bagus, justru dengan puasa akan menyebabkan kadar lemak (kolesterol dan trigliserida) dalam darah menjadi lebih terkontrol. Gula darah pada pasien diabetes pun akan cenderung lebih stabil yang tentunya akan diikuti dengan berat badan yang turun.