[caption caption="Ilustrasi: seseorang dengan gejalan kurang darah (Sumber: madamenoire.com)"][/caption]Terbolak-balik. Itulah kesan yang penulis dapatkan ketika berbincang tentang kondisi pasien, entah ketika berinteraksi dengan pasien di poliklinik ataupun di bangsa perawatan. Sebenarnya istilah kurang darah dan darah rendah sudah sering kali kita dengar, baik melalui televisi, radio, media cetak bahkan dalam percakapan sehari-hari. Namun entah mengapa sebagian pasien tetap saja kadang terbolak-balik dalan mengartikan istilah ini.
Kurang Darah Vs Darah Rendah
Sebenarnya tidak elok rasanya menuliskan sub judul di atas, karena seperti menduelkan 2 tanda penyakit yang berbeda. Tapi ini hanya kreativitas penulis untuk menegaskan bahwa dua tanda penyakit tersebut tidaklah sama. Tidak identik, dan juga tidak bisa dikatakan mirip.
Kurang darah dalam istilah medis disebut dengan anemia. Anemia sendiri merujuk kepada kurangnya komponen darah di dalam tubuh manusia. Rujukan komponen darah yang sering dilihat adalah hemoglobin (Hb) yang merupakan metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Sejatinya ketika sel darah merah kurang pada seseorang maka juga diikuti dengan menurunan kadar Hb sehingga terjadi gejala-gejala pada manusia seperti lemah, letih, cepat mengantuk dan tidak bergairah.
[caption caption="Ilustrasi: Sel darah Merah (eritrosit) dengan Hemoglobin yang terkandung di dalamnya (Sumber: resigianohar.wordpress.com)"]
Kadar normal Hb di dalam darah berbeda-beda tergantung jenis kelamin, usia dan faktor kehamilan. Namun jika boleh kita generalisasi, maka kadar Hb yang dikatakan normal pada orang dewasa berkisar antara 12-16 gr/dL (gram per desiliter). Jika seseorang datang ke dokter dengan hasil Hb di bawah 12 mg/dL, maka dokter akan memberikan diagnosis Anemia atau dalam bahasa awamnya adalah kurang darah.
Sedangkan darah rendah, secara filosofi berarti berkaitan dengan tekanan, bukan isi atau volume. Dalam bahasa medis darah rendah disebut dengan hipotensi, yang dinilai dengan mengukur tekanan darah secara tidak langsung melalui alat yang disebut dengan sfignomanometer (tensimeter). Sering denger kata "tolong ditensiin dong." Maksud dari kata tersebut adalah "tolong diperiksa tekanan darah saya dong".
[caption caption="Ilustrasi: Hasil tekanan darah yang menunjukkan seseorang darah rendah (Sumber: obattensirendah.com)"]
Tekanan darah manusia terbagi menjadi sistolik (baca: atas) dan diastolik (baca: bawah) yang secara optimal pada sistolik berkisar antara 110-120 mmHg (milimeter air raksa) dan diastolik antara 70-80 mmHg. Jadi jika disingkat, diharapkan tekanan darah normal pada manusia adalah 120/80 mmHg (baca: 120 per 80 milimeter air raksa). Ketika terjadi pernurunan tekanan darah pada seseorang, itulah yang disebut dengan darah rendah (hipotensi). Yang perlu diperhatikan bahwa kadang kurang darah ini tidak menunjukkan gejala yang khas. Banyak masyarakat memiliki tekanan darah yang kurang dari normal namun tidak menimbulkan gejala yang berarti atau sering disebut dengan hipotensi asimtomatik. Namun ketika seseorang dengan darah rendah memiliki gejala seperti pingsan berkali-kali, pusing berputar ataupun sering jatuh maka itu adalah suatu hal yang serius, karena biasanya darah rendahnya berkaitan dengan gangguan jantung pembuluh darah.
Bisakah Kurang Darah Tekanan Darahnya Normal? Atau Darah Rendah, Tapi Kadar Hb-nya Normal?
Memang bisa. Banyak sekali pasien dengan kurang darah (anemia) memiliki tekanan darah yang normal, bahkan ada juga yang memiliki tekanan darah yang tinggi.