Mohon tunggu...
Melda LutfiYanti
Melda LutfiYanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru yang hobby memasak dan mengembangkan diri dalam dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ayah Hebat: Ayahku atau Keinginanku?

2 Februari 2025   19:31 Diperbarui: 2 Februari 2025   21:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Cinta Ayahku begitu Hebat ketika.......

Dalam hidup, kita sering kali dihadapkan pada pilihan yang sulit---di mana hati kita terbagi antara mengejar impian pribadi dan merawat orang yang kita cintai. Begitu pula yang saya rasakan ketika saya harus memilih antara melanjutkan kuliah Magister yang sudah lama saya impikan atau mengutamakan ayah, satu-satunya orang tua yang tersisa setelah ibu saya meninggal.

Kuliah atau tidak

Setelah berjuang keras dan melalui berbagai ujian hidup, akhirnya saya diterima di jenjang Magister. Saya sudah menyelesaikan tes, dinyatakan lulus, dan tinggal membayar UKT untuk memulai kuliah. Namun, saat itulah ujian hidup datang begitu mendalam. Ayah saya, yang sudah kehilangan ibu, juga menghadapi masalah besar dalam hidupnya: pernikahannya berakhir dengan perceraian dan hutang yang menggunung. Pada saat itu, hidup saya terombang-ambing antara dua pilihan yang berat---melanjutkan impian saya atau merelakan segalanya untuk ayah.

Pilihanku:

Malam demi malam, saya mendengar ayah terjaga, merintih dan merasa tertekan oleh hutang yang tak terbayar. Saya merasa hancur melihat ayah dalam keadaan seperti itu. Saya yang jauh darinya, merasa harus ada di sisi ayah. Namun, keputusan itu bukanlah keputusan yang mudah. Saya harus memilih antara mengejar pendidikan tinggi yang sudah saya impikan atau mengorbankan impian tersebut untuk membantu ayah. Setelah berpikir panjang, saya memutuskan untuk menunda impian saya dan memilih untuk melunasi hutang ayah, meskipun itu berarti mengubur sementara keinginan saya untuk melanjutkan studi. Saya yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan saya, dan bahwa mendahulukan orang tua adalah langkah yang benar.

Keajaiban datang:


Dengan keyakinan itu, saya membayar hutang ayah. Dan setelah itu, sesuatu yang luar biasa terjadi. Saya tidak hanya merasa tenang karena telah membantu ayah keluar dari kesulitan, tetapi Allah juga memberikan rezeki yang tidak saya sangka-sangka. Kesejahteraan datang dalam bentuk yang tak terduga, bahkan kasih sayang ayah kepada saya semakin dalam. Saya merasa hubungan kami semakin erat, dan rasa syukur saya kepada Allah semakin bertambah.

Dari pengalaman ini, saya belajar satu hal yang sangat berharga: 

"Tidak akan miskin kamu jika mendahulukan orang tua." Kehidupan yang penuh dengan pengorbanan dan cinta kepada orang tua akan selalu berbuah berkah. Terkadang, Allah menghadirkan ujian dalam bentuk yang tak terduga, tetapi ketika kita memilih untuk berkorban demi orang tua, kita justru mendapatkan lebih dari yang kita bayangkan.

Kini, doa saya untuk ayah : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun