Mohon tunggu...
MELAWATI SAWITRI
MELAWATI SAWITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di bidang Pariwisata tertarik pada dunia kuliner dan tempat wisata

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Warung Teh Nina: Warmindo yang Bertahan Sejak 1997

23 November 2024   16:21 Diperbarui: 23 November 2024   19:00 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah kesibukan mahasiswa dan pekerja di sekitar kampus, warung makan sederhana sering kali menjadi pilihan utama untuk menikmati makanan lezat dengan harga terjangkau. Salah satu tempat yang telah menjadi bagian dari rutinitas dan cerita banyak orang adalah Warung Teh Nina, sebuah Warmindo (Warung Makan Indomie) yang berdiri sejak tahun 1997. Mengusung inovasi menu yang khas dan harga ramah kantong, warung ini berhasil menjadi favorit banyak pelanggan, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan selama perjalanannya.

Warmindo ini didirikan oleh pasangan Bu Nina dan Pak Didi, Warung Teh Nina lahir dari semangat untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan modal awal yang terbatas, sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta, mereka memulai usaha ini di lokasi yang berada di dalam gang. Meski posisinya kurang strategis, kehadiran kampus di sekitar kawasan tersebut menjadi titik awal berkembangnya bisnis ini.

Pada awalnya, Warung Teh Nina hanya menawarkan menu sederhana. Namun, seiring berjalannya waktu, inovasi terus dihadirkan untuk memenuhi selera pelanggan dan mempertahankan daya tarik. Dukungan dari pelanggan setia menjadi pilar utama keberlanjutan usaha ini hingga mampu bertahan lebih dari dua dekade.

Warung Teh Nina dikenal dengan kreativitasnya dalam menyajikan hidangan unik dan lezat. Beberapa menu andalan seperti mie gila, mie otak atik, miedog, dan nasi maut tidak hanya menawarkan cita rasa yang menggugah selera tetapi juga porsi yang memuaskan. Menu-menu ini sangat sesuai dengan selera mahasiswa yang mencari makanan enak, murah, dan mengenyangkan.

Dengan rentang harga yang terjangkau, mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000, Warung Teh Nina berhasil menjangkau target pasarnya, yaitu mahasiswa dan pekerja. Harga yang bersahabat ini menjadi salah satu alasan utama mengapa warung ini tetap eksis di tengah persaingan.

Warung Teh Nina dikelola oleh empat karyawan dengan sistem gaji yang fleksibel yaitu mingguan untuk pegawai junior dan bulanan untuk pegawai senior. Warung ini buka setiap hari, mulai pukul 11 siang hingga malam.

Meski promosi masih dilakukan secara tradisional melalui strategi dari mulut ke mulut, Warung Teh Nina sebenarnya memiliki akun Instagram yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Optimalisasi promosi digital ini berpotensi besar untuk menarik lebih banyak pelanggan, terutama generasi muda yang aktif di media sosial.

Sebagai usaha kecil, Warung Teh Nina menghadapi berbagai tantangan. Meski memiliki ruang yang cukup luas, pelayanan masih memerlukan peningkatan untuk memastikan kenyamanan pelanggan. Kendala teknis, seperti kerusakan peralatan, juga kerap menjadi hambatan dalam operasional harian.

Selain itu, lokasi yang berada di dalam gang membuat warung ini kurang terlihat, sehingga sulit menarik pelanggan baru. Tantangan keuangan pun pernah dialami, terutama ketika mereka menjadi korban penipuan yang sempat mengguncang stabilitas usaha. Namun, dedikasi dan kerja keras pemiliknya berhasil membawa Warung Teh Nina melewati masa-masa sulit tersebut. Selain itu, COVID-19 yang dihadapi oleh seluruh dunia kala 2020 juga memberikan dampak yang cukup besar kepada  Warung Teh Nina. Ketika masa itu warung The Nina mengalami penurunan penjualan karena pembatasan sosialisasi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia. 

Pada awal masa COVID-19, Tingkat penjualan warung teh Nina masih dalam keadaan stabil, akan tetapi seiring berjalannya waktu semakin lama semakin menurun. Ketika masa pandemi, Warung Teh Nina melakukan penjualan dengan system Take Away atas permintaan beberapa pelanggan. Dengan berakhirnya masa pandemi dari 2019-2022, perlahan dengan pengurangan pembatasan sosialisasi Masyarakat Warung Teh Nina mulai mengalami peningkatan penjualan, penjualan offline warung Teh Nina kembali ramai dengan pelanggan-pelanggan yang merindukan makanan khas dari warung Teh Nina.

  • Dimasa ini, hal yang memiliki potensi untuk dikembangkan dari Warung Teh Nina adalah pemanfaat media sosial dan penjualan online untuk meningkatkan penjualan Warung Ibu Nina agar mendapatkan income yang lebih besar. Memaksimalkan media sosial seperti Instagram, Tiktok dan X untuk promosi usaha dan produk dapat menjadi jalan cepat menarik lebih banyak pelanggan untuk Warung Teh Nina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun