Di antara kebohongan yang menyatu dengan kegelisahan,
bungkaman rasa yang ketakutan akan masa depan,
prediksi kehidupan yang sebercanda kelihatannya,
ingin berapa kali lagi lantas kuberharap?
Berharap semua pilu terbayar setimpal
kebahagiaan yang datang di ujung tombak penantian,
sesederhana dengan menunggu secercah harapan untuk bahagia.
Jikalau memang hari itu akan tiba,
apa tabiatku akan selalu berulang monoton layak yang sudah-sudah?
terlalu cepat berasumsi akan kebahagiaan sepertinya,
kubangan luka masih siap menanti untuk di rasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!