Mohon tunggu...
Melati Mewangi
Melati Mewangi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswi UGM yang berproses untuk mengenal dan belajar tentang dunia jurnalisme. follow: https://twitter.com/#!/melatimewangi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Melatih ‘otak’ dengan Kolom Kotak Bersoal

23 Agustus 2012   12:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:25 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah cerita, saataku masih kecil, aku suka heran melihat kakekku yang gemar sekali membeli koran untuk sekedar mengisi bagian (TTS) nya saja. Yang ternyata itu adalah cara kakek untuk menjaga daya ingat otak di usianya yang hampir genap enam puluh lima tahun. Bukan main memang. Aku tak paham tentang ini, bagiku mengisi TTS semacam kegiatan membuang waktu saja, terbelit dalam soal-soal kosakata dengan persamaan lain atau nama lainnya, tapi ini pemikiranku ketika aku masih sekolah dasar. Hanya sebuah pemikiran anak kecil yang belum tahu apa manfaat sesungguhnya mengisi kotak-kotak yang memberi dampak berarti di masa tua.

Sungguh terlambat, aku baru menyadarinya sekarang, dimana akusudah menginjak kelas sebelas menengah atas, ada suatu kejadian yang menyadarkanku pentingnya untuk mengisi TTS. Suatu hari ayah mengajakku pergi ke toko buku untuk membelanjakan voucher gratisan, hal yang dibeli ayah adalah buku kumpulan TTS pilihan Harian Kompas. Ya aku tahu memang ayah sangat gemar mengisi TTS seperti kakek. Tapi adakah pilihan lain selain itu? Tak ada perdebatan berlanjut, karena aku juga mendapat bagian dari voucher itu. Setiap malam ayah menyempatkan diri untuk mengisi kotak-kotak itu, satu demi satu pertanyaan selesai sekilat mungkin ditangan ayah, juga ditangan ibu. Awalnya aku tak tertarik sedikitpun, aku malas jika harus menjawab soal-soal yang mudah. Apakah benar semudah itu? Melihat kakakku yang juga ikut mengisi TTS, dugaanku salah, ‘macam mana soal ini?’ Baru sebentar aku melihat soal-soalnya, tidak seperti yang kubayangkan ternyata. Sulit untuk dijawab sekilas tanpa membuka kamus Tesaurus Bahasa Indonesia. Mudah bagi kakek, ayah, dan ibuku. Tapi tidak bagiku dan kakakku.

Aku menjadi ikut ‘ketularan’ gemar mengisi TTS . Tapi tetap saja ada kamus Tesaurus Bahasa Indonesia di sampingku. Benar memang, kosakata Bahasa Indonesia itu beragam layaknya Bahasa Inggris. Menarik jika sesekali membuka kamus Tesaurus Bahasa Indonesia untuk merangkai bahasa indah dalam sebuah puisi. Ini cara sederhanaku untuk mencintai Bahasa Indonesia yang bukan berarti harus mencintainya macam judul buku pelajaran ‘Aku cinta Bahasa Indonesia’ kan? Bermula dari hal kecil seperti mengisi TTS ini. Sudahkan Anda mencobanya?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun