Mohon tunggu...
Melati JuliaRahma
Melati JuliaRahma Mohon Tunggu... Freelancer - Literacy Enthusiast and Freelance writer

Hi everyone ! Pecinta buku dan travel ini akan membagikan beragam tulisan yang menarik dari sudut pandang kaum millenial. So, budayakan membaca yaa Salam hangat, Mela

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sel(amat)i Hari Pers Nasional

9 Februari 2021   19:12 Diperbarui: 9 Februari 2021   19:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pers di Indonesia dipelopori oleh R.M Tirto Adhi Soerjo. Tinta pena dan kertas putih menjadi senjata paling mematikan pada saat kolonial Belanda. Tirto melawan dengan tulisan bernada kritik pedas dan membuat pihak Belanda merasa terancam. Semua tulisanya dimuat dalam surat kabar dan menjadi 'pecutan semangat' seluruh kalangan untuk berani bergerak dan tidak semerta merta percaya dengan "iming-iming" pihak Belanda. 

Tirto yang menjadi sosok inspirasi bagi Pramoedya Ananta Toer dalam karya termasyurnya yaitu 'Bumi Manusia' sebagai sindiran kepada pemerintah di jaman tersebut. 

Namun berbeda nasib,Pak Pram diasingkan di Pulau Buru karena pemerintah menganggap tulisanya membawa pengaruh buruk bagi masyarakat. Bukunya sempat dicekal oleh pemerintah. Bagi masyarakat yang membaca buku tersebut akan dianggap penghianat dan golongan PKI, katanya. 

Memang, pers merupakan ujung tombak dari perkembangan intelektual yang nantinya berdampak pada banyak aspek. Pada era globalisasi sekarang, informasi apa pun dapat diakses dengan mudah dan cepat. Tetapi tidak berbanding lurus dengan teori yang ada, justru membawa dampak perkubuan yang tidak jelas arahnya. Pers juga berubah seiring berkembangan jaman. "Click bait" menjadi favorit dikalangan masyarakat.

Permintaan pasar yang banyak, maka dengan itulah pers juga berusaha memenuhi kebutuhan pasar agar dapur di rumah tetap mengebul. Menggoreng opini, memutar balikan fakta, dan saling lempar batu sembunyi tangan menjadi hal biasa. Siapa yang lurus lurus saja akan tersingkir perlahan karena seleksi alam. 

Jika tidak mundur sendiri, ya terasingkan. Era kebebasan memberikan hak pada setiap orang untuk beropini. Menulislah dari sumber yang benar dan membacalah dari bahan yang jelas kebenaranya. Selamat hari pers nasional. Harapan hanya satu, semoga pers kembali ke 'fitrahnya'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun