Mohon tunggu...
Melati Dwi Laura
Melati Dwi Laura Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar di SMA Muhammadiyah Labuhan batu Utara,sumut

Moto Hidup, "Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan".

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cinta Tulus Yang Terabaikan

18 Januari 2025   19:32 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulus sering kali didefinisikan sebagai ikhlas, sepenuh hati, dan sesuatu yang tidak dibuat-buat. Seseorang yang tulus tidak akan melihat darimana asalmu, tidak akan melihat seperti apa masa lalumu, karena yang terpenting bagi seseorang yang tulus, adalah bagaimana dirimu sekarang.

Menjadi cantik itu relatif, namun menjadi baik dan tulus adalah sebuah pilihan. Setiap orang yang datang dihidup kita akan selalu memberikan pelajaran. Entah kadang kita yang belajar, atau kita yang diberi pelajaran.

Semua orang bisa menjadi orang yang baik. Tapi, tidak semua orang bisa menjadi orang yang tulus. Disekolah ku, maha baiknya Allah yang telah membuatku hidup dikelilingi orang-orang yang baik dan tulus.

Kebanyakan orang mengatakan bahwa aku lebih dekat dengan guruku dibanding keluargaku. ya.. bagaimana tidak, karena hari-hariku dipenuhi dan diisi disekolah. Sehingga tak heran aku lebih dekat dengan para guru-guruku.

Bu Dahlia, salah satu guru bahasa Indonesia disekolahku, yang kerap kupanggil dengan sebutan "Bu BESTie". Kenapa ada kata BESTie? Karena aku berharap guruku tak hanya menjadi guru yang memberikan ilmunya kepadaku, namun bisa merangkap menjadi orang tua dan sahabatku. Sahabat yang bisa kucari ketika aku butuh bahu untuk bersandar.

Bu Dahlia, sosok guru yang apa adanya. Apa yang ada didalam, itu juga yang ada diluar. Meski beliau bukan sosok guru yang romantis, atau menyatakan rasa sayangnya, namun setiap sikap yang ia beri mampu membuatku senantiasa bersyukur karena bisa mengenalnya.

Beliau guru yang tak pernah malu untuk menyebutku "BESTie, cintee" bahkan dari kejauhan lantai satu. Guru yang tak pernah membuatku merasa dibeda-bedakan dengan teman-temanku yang lain. Guru yang kehadirannya membuatku lebih bersemangat menjalani kehidupan yang penuh duri ini.

Pada akhirnya, aku sadar, setiap guru yang kutemui adalah guru-guru terbaik pilihan Allah. Allah selalu memberikan ku kejutan-kejutan indah tak terduga.

Terimakasih bu, karena sudah hadir dan mewarnai kehidupan ini. Semoga kelak ketika aku menjadi seorang guru, aku bisa meniru perbuatan dan sikap yang sama seperti ibu  untuk murid-muridku kelak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun