Mohon tunggu...
Melati Alya Putri
Melati Alya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Coffee Lady

Penulis amatir | PJ KMO Indonesia | Divisi admin komunitas Beranibaca | Lupakan kata sempurna, karena itu gak ada

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hampir Putus Asa karena Gagal Mengajukan Validasi Akun Kompasiana

7 Maret 2021   16:00 Diperbarui: 7 Maret 2021   17:54 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan apabila pengajuan validasi akun berhasil / dokpri

Siapa yang tidak kenal dengan kompasiana? Blog keroyokan yang tulisannya paling sering muncul di beranda pencarian Google. Mulanya, saya pikir hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menulis di kompasiana. Namun ternyata, kesempatan emas ini adalah milik semua orang. Setelah mengetahui fakta tersebut, langsung deh saya mendaftarkan diri. 

Proses registrasinya tidak jauh berbeda seperti pada umumnya. Saya hanya diminta untuk mengisi data diri dan kelengkapan berkas identitas untuk mengajukan validasi. Saya diminta untuk meng-upload kartu identitas yang masih berlaku. Adapun kartu identitas yang diizinkan di sini adalah KTP, SIM, Paspor dan Kartu Pelajar. Nah, teman-teman pelajar juga punya kesempatan nih. Untuk menambah pengalaman yang berpotensi menghasilkan cuan di kompasiana. Lumayan kan, buat nambah uang jajan.

Selesai mengisi profil data diri, saya beralih ke form untuk pengajuan validasi. Nah, di sinilah akar permasalahannya. Padahal, gambar scan identitas yang saya upload sudah jelas, tidak blur, dan menampilkan identitas secara keseluruhan. Profil data diri beserta form pengajuan validasi juga sudah terisi seluruhnya. Namun, setelah saya klik 'Ajukan Validasi Akun' tetap tidak terjadi apa-apa. Melainkan hanya loading dan tidak ada konfirmasi bahwa proses pengajuan validasi berhasil. Berkali-kali saya mencoba, hasilnya tetap sama.

Akhirnya, saya memutuskan untuk berhenti sejenak. Mencari bantuan dari artikel kompasianer lain, serta membaca FAQ yang tersedia. Setelah yakin tidak ada hal lain yang terlewat, saya mencoba lagi berkali-kali. Namun, tetap saja pihak kompasiana tidak memberi saya konfirmasi bahwa akun saya berhasil mengajukan validasi. Semangat yang tadinya melonjak-lonjak langsung padam seketika. 

Saya juga sempat bertanya dengan salah satu kompasianer dan jawabannya mirip dengan apa yang saya baca di artikel maupun FAQ kompasiana. Setelah saya teliti lagi, rupanya ada satu poin yang saya lewati. Yaitu, gambar scan identitas harus ber-ekstensi file JPEG dan tidak lebih dari 2 MB. Di awal, saya pikir poin ini tidak begitu berpengaruh karena toh yang penting gambarnya jelas. Namun, dugaan saya salah, scan identitas inilah yang menyebabkan proses pengajuan validasi akun saya gagal berkali-kali.

Ketika saya cek rincian file yang saya upload, ternyata ukurannya melebihi ketentuan, yaitu mencapai 12 MB. Ekstensi file-nya juga masih berbentuk JPG. Dengan ini, sudah jelas bagaimana solusi untuk mengatasinya. Yaitu, saya harus mengompress ukuran file gambar terlebih dahulu, agar sesuai dan tidak melebihi ketentuan. Setelah itu, baru saya ubah ekstensi file-nya menjadi JPEG.

Proses penyelesaiannya cukup mudah, karena banyak website yang menyediakan fitur kompress file dan convert ekstensi file secara online dan gratis. Saya cukup mengetik "Kompress File" dan "Convert JPG ke JPEG" pada kolom pencarian Google. Maka, puluhan website penyedia dua fitur tersebut akan langsung muncul. Berikut dua website yang saya gunakan untuk mengompress dan melakukan konversi:

1. Kompress File: https://picresize.com/id
2. Konversi Ekstensi File: https://convertio.co/id/jpg-jpeg/

Dengan mengucap bismillah, saya mencoba lagi untuk kesekian kali. Dan, BERHASIL! Apabila berhasil, teman-teman akan mendapat notifikasi bahwa pengajuan validasi akan diproses maksimal selama 5 hari kerja. Sekarang, saya hanya tinggal menunggu hasil dari proses pengajuan validasi. Semoga, pihak kompasiana menerima sehingga tidak ada lagi kendala.

Dari sini saya belajar untuk tidak mudah mengabaikan hal-hal kecil. Karena sejatinya, ia memiliki peran dan kontribusi dari hal-hal besar yang kini terjadi. Terkadang, kita lebih senang memikirkan hal-hal yang besar, pencapaian, kesuksesan, keberhasilan. Sampai-sampai lupa, kalau segala sesuatu yang besar itu semuanya berawal dari hal-hal kecil yang kita tekuni sampai saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun