Semarang (02/08/2021), semenjak ditemukan kasus pertama di Wuhan China pada 1 Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia atau WHO pada tanggal 11 Maret 2020, virus SARS-Cov-2 atau yang lebih dikenal dengan COVID-19 sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan melalui udara/droplet yaitu dengan menggunakan masker. Hal ini mendorong peningkatan yang signifikan baik dalam produksi masker dan jumlah sampah masker yang dibuang.
OceanAsia merupakan organisasi yang bergerak pada bidang konservasi laut melakukan penelitian tentang berapa banyak masker wajah sekali pakai yang kemungkinan telah memasuki lautan dunia pada tahun 2020. Secara keseluruhan OceanAsia memperkirakan bahwa lebih dari 1,5 miliar masker wajah memasuki lautan pada tahun 2020, menghasilkan tambahan 4.680 hingga 6.240 metrik ton (sekitar 5.160 hingga 6.880 ton AS) polusi plastik laut. Perkiraan menunjukkan bahwa secara global, kita menggunakan sekitar 129 miliar masker wajah setiap bulan.
Ketika masker sekali pakai tidak dibuang dengan benar, maka akan menimbulkan resiko terhadap lingkungan. Masker wajah sekali pakai, baik jenis sekali pakai yang dipakai masyarakat umum dan masker bedah kelas medis dibuat dari bahan plastik polipropilen.
Ketika plastik itu pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, dibutuhkan waktu selama ratusan tahun untuk dapat terurai.. Sangat penting untuk mempelajari cara membuang masker wajah dengan benar untuk memastikan sampah masker yang kita gunakan tidak berakhir di lautan, danau, dan sungai.
Masker yang teregradasi ini nantinya akan melepaskan ratusan hingga jutaan plastik mikro ke dalam air, mikroplastik sangat berbahaya karena cukup kecil dan bisa termakan oleh ikan-ikan yang ada di laut dan nantinya akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Oleh karena itu cara terbaik untuk mengurangi dampak dan membantu mencegah polusi sampah masker sekali pakai adalah dengan membuangnya dengan benar. Penting untuk membuang masker wajah di tempat sampah yang memiliki tutup dan kantong sampah yang diikat agar tidak jatuh atau tertiup angin.
Menurut hasil survey yang sudah dilakukan, masyarakat di desa Jurang Belimbing RT 01/ RW 04, Kelurahan Tembalang, masih belum banyak yang mengetahui bagaimana dampak sampah masker sekali pakai yang dibuang secara sembarang, dari situlah mahasiswa KKN Undip Tim II memberikan edukasi kepada masyarakat secara door to door mengenai bagaimana cara membuang sampah masker sekali pakai yang benar.
“Biasanya saya gunting dulu talinya, baru saya masukkan tempat sampah” ujar Bu Siti salah satu warga yang dijumpai di kediamannya, Senin (2/08).