Mohon tunggu...
Nurasmi Hasan
Nurasmi Hasan Mohon Tunggu... -

mencoba tuk merangkai kata, semoga bisa menjadi nukilan yang bermakna.. Aamiin

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku dan Manisku

22 Agustus 2012   15:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:27 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak kehadirannya beberapa bulan yang lalu, aku sudah berikrar bahwa dia kumasukkan menjadi anggota keluargaku. Keberadaannya cukup berarti dan dapat menjadi penghibur dikesendirian ku.

Manis, itulah nama yang cocok buatnya, seekor kucing yang berbulu hitam (dominan) berpadu dengan putih dibeberapa tempat sungguh manis bila dipandang. Ini bukan hanya penilaian ku saja tapi kakak dan ponakan ku yang melihatnya juga mengatakan hal yang sama. "wah cakep benar kucing mu, bersih banget nampaknya", begitulah kata kakakku ketika dia melihat manisku, bahkan ponakanku sempat pula memintanya untuk dibawa pulang kerumahnya. Namun ya ngga bisa ku kabulkan karena itu satu-satunya yang sekarang benar-benar tinggal dirumahku sedang induknya suka kelayapan.

Keberadaan kucing ini sangat aku harapkan karena dirumahku sebelumnya ada banyak sekali kawanan tikus, tikus yang suka mengganggu makanan bahkan tempat makanannya pun dirusakinya ada beberapa Tupperware ku yang dirusaknya padahal harganya lumayan mahal dan untuk kerusakan yang disebabkan oleh gigitan binatang itu tidak ada garansinya. Mesti beli lagi deh jadinya. Namun semenjak ada simanis, tikusnya pada sembunyi ngga kelayapan lagi. Itulah manfaat adanya manisku.

Memelihara simanis, ada beberapa perlakuan khusus diantaranya aku harus menyediakan tempat kotorannya yaitu pasir yang ditaro disuatu wadah dan wadah itu dibersihkan secara berkala, ruang tempat tidurnya didapur bagian belakang. Selain itu makannya kusengajakan membeli ikan asin yang nanti digaulkan dengan nasi kebetulan kucingku tidak mau makan kalau nasinya tidak diberi lauk.

Meskipun tidurnya diruang paling belakang, satu bulan terahir ini dia sudah pandai memanjat, dia bisa naik ke plavon ruang depan jadi aku bisa melihat dia dari ruang tengah.. Tapi dia tidak bisa turun keruang tengah tersebut, kalau mau turun dia harus kembali lagi keruang belakang. Begitulah setiap harinya, terkadang kalau aku sedang makan dia akan ngintip dan mengeong minta makan juga lalu akupun menyiapkan nasinya dan menaruhnya diruang belakang, dia akan bergegas turun untuk menyantap nasinya tersebut.

Namun dua hari belakangan ini aku kehilangan dia, setiap aku makan tidak ada suaranya yang mengeong begitupun kalau aku panggil tidak ada suaranya sedikitpun. Aku bertanya-tanya dalam hati dimana gerangan dia, apakah dia turun dan pergi dari rumah, atau ada sesuatu yang terjadi dengan dia. Tak mampu lagi menahan penasaran tadi pagi kuperiksa ruang belakang tempat dia biasa tidur, namun tak ada kutemukan apa-apa. Tapi begitu aku ingin membuka jendela ruang tengah betapa terkejutnya aku melihat manisku tergeletak disitu, memang diruang tersebut ada plavonnya yang rusak jadi perkiraanku pasti dia terperosok dan jatuh. Rasanya hampir berderai air mataku, kedekati dia, kubelai kepalanya dan kupanggil 'sayang'.. Semula kukira dia sudah mati, namun ternyata belum.. Diresponnya belaianku sambil mengeong.."alhamdulillah" kata itu lansung terucap lirih dari bibirku. sungguh aku tak tau harus berbuat apa.

Karena aku hendak mencuci pakaian kutinggalkan dia terbaring disitu. Hampir satu jam aku mencuci, begitu ingin membilas kainnya kuintip lagi menisku, kudekati dia sepertinya dia istirahat kulihat gerak nafasnya masih teratur. Namun sepertinya dia tau kedatanganku, diangkatnya kepalanya sambil berusaha membuka mata dan sesekali mengeong. Kusap lagi dan lagi kepalanya kata-kata sayang selalu menyertainya hingga terlintas dibenakku untuk memberinya minum. Kuambil aqua gelas ku coba angkat kepalanya, namun sepertinya susah. Ahirnya kucelupkan jariku kedalam air tersebut dan ku dekatkan ke mulutnya, kuulangi beberapa kali sampai dia menjilatnya sedikit demi sedikit. Setelah itu kubiarkan lagi dia beristirahat, dan akupun melanjutkan pekerjaan membilas kain yang tadi sempat tertunda. Usai dibilas lansung dijemur. Selesai sudah satu tugas mencuciku. Karena masih puasa jadi aku tidak akan masak siang ini, rehat menjadi pilihanku sambil menunggu waktu sholat zuhur, kubuka situs kompasiana dan kubaca beberapa artikel menarik dan mengomentarinya. Tak lama berselang azanpun berkumandang, aku bergegas untuk menunaikan sholat, usai sholat ku sertakan kucingku dalam do'aku, semoga dia baik-baik saja. Karena letih, usai sholat akupun berbaring untuk tidur siang.

Tidur yang pulas aku baru benar-benar terbangun ketika azan ashar berkumandang, aku bangkit dan sebelum berwudhu kuintip dulu kucingku. Namun apa yang kulihat, manisku sudah bisa duduk, aku gembira sekali kudekati dia dan kuangkat untuk dipindahkan keruang belakang tempatnya. Kusiapkan nasinya dan kuletakkan air minum disamping nasinya. Namun sepertinya dia belum berselera makan hanya air saja yang dia tuju.
Teserahlah fikirku, yang penting dia sepertinya sudah mulai membaik.

Kutinggalkan simanis disitu, dan akupun lansung berwudhu untuk mengerjakan sholat ashar.

Srmoga Alloh masih memberikan umurdan kesehatan kepada kucingku sehingga dia masih dapat menemani hari-hariku.. Aamiin

Kampar, 22 Agustus 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun