Mohon tunggu...
Melati Larasati Susi
Melati Larasati Susi Mohon Tunggu... -

Ini aku akan mengguncang dunia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Silinder Koresh, Undang-undang Hak Asasi Manusia Tertua

1 Desember 2012   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:22 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13543605641908289417

[caption id="attachment_212331" align="alignnone" width="801" caption="Silinder Koresh (dari http://www.livius.org/ct-cz/cyrus_I/cyrus_cylinder.html )"][/caption] Mungkin banyak dari kita yang mengira bahwa Magna Carta, yang dikeluarkan di Inggris tahun 1215 di era berkuasanya King John adalah pernyataan tertulis mengenai hak asasi manusia yang tertua. Ini bahkan diajarkan di sekolah-sekolah dan tertulis dalam buku-buku pelajaran. Padahal pernyataan tersebut adalah sebuah kekeliruan besar. Pernyataan dan aturan tertulis yang mengatur hal-hal yang terkait dengan hak asasi manusia yang lebih tua dari Magna Carta adalah Silinder Koresh (Cyrus Cilinder). Ditemukan pada abad kesembilan belas oleh Hormuzd Rassam, peneliti dari The British Museum di Irak (yang dahulunya adalah wilayah Babilonia), silinder ini merupakan prasasti yang ditulis dalam huruf-huruf baji Babilonia, bentuk tulisan tertua yang ada di muka bumi. Dibuat oleh Raja Koresh (Cyrus) untuk memperingati kemenangannya dalam menaklukkan Babilonia di tahun 539 sebelum Masehi, dan memasukkannya ke dalam wilayah kekuasan Kerajaan Persia yang perkasa. Selain menceritakan perihal kemenangan dalam menaklukkan Babilonia, Silinder Koresh juga memuat aturan yang sampai saat ini masih bisa diterapkan manusia. Dalam bagian-bagiannya, Silinder Koresh mendorong kebebasan beragama di seluruh wilayah Kerajaan Persia. Penyembahan terhadap Marduk yang sebelumnya merupakan sebuah kewajiban mutlak, menjadi sebuah pilihan bebas bagi warga negara. Selain itu, dalam titahnya yang dimuat dalam Silinder Koresh, sang raja memberi perintah untuk mengembalikan orang-orang buangan yang diasingkan dari tanah kelahiran mereka untuk kembali ke kampung halaman. Penghormatan yang dilakukan oleh seorang Kaisar Persia yang pada saat itu merupakan kerajaan terkuat di bumi terhadap hak asasi manusia, terutama untuk kebebasan memeluk agama, masih pantas dan sebaiknya ditiru oleh penguasa-penguasa pada zaman ini. Karena pada hakikatnya, memeluk agama dan keyakinan (atau tidak memeluknya sama sekali) adalah hak pribadi masing-masing manusia yang harus dihormati dan dilindungi. Kalau melihat masih adanya pelanggaran terhadap hak beragama yang masih terjadi di sekitar kita belakangan ini, terasa sekali bahwa sebagai manusia modern, sebagian dari kita masih jauh terbelakang dalam bersikap dibandingkan dengan Raja Koresh yang bijaksana. Saat ini, Silinder Koresh menjadi milik The British Museum dan merupakan salah satu 'harta kemanusiaan' yang paling berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun