Mohon tunggu...
Melani Zahra
Melani Zahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya adalah seorang pemikir yang sangat perfeksionis terhadap sesuatu dan sangat menyukai sebuah kebenaran terhadap keadilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Erving Goffman Mengenai Teori Dramaturgi

10 Oktober 2022   15:55 Diperbarui: 10 Oktober 2022   15:57 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ERVING GOFFMAN 

Erving Goffman merupakan sosiolog asal Kanada-Amerika yang berperan penting dalam pengembangan sosiologi Amerika modern. Goffman lahir pada 11 juni 1922 di Manville, Alberta, Kanada dan meninggal pada usia 60 tahun tepatnya 19 November 1982. Pada tahun 1939, Goffman memulai kuliah di Universitas Manitoba mengambil jurusan kimia. Kemudian pindah ke Universitas Toronto untuk belajar sosiologi dan lulus pada tahun 1945 dengan gelar sarjana. Kemudia pada tahun 1953, Goffman melanjutkan kuliah di University of Chicago dan mendapatkan gelar doktor. Goffman dikenal luas sebagai tokoh utama dalam pengembangan teori interaksi simbolik dan untuk mengembangkan perspektif dramaturgi. Karya yang paling terkenal pemikirannya Erving Goffman yaitu bukunya yang berjudul "The Presentation of Self in Everyday Life (1959)."

DRAMATURGI

Menurut Goffman pendekatan dramaturgis sebagai salah satu varian interaksionisme simbolik dengan menggunakan konsep "peran sosial" dalam menganalisis interaksi sosial, yang dipinjam dari khasanah teater. Kemudian Goffman mengamati suatu permasalahan yang berkaitan dengan interaksi antara orang dengan simbol yang memiliki peranan antara the self dan the other untuk mendapat perhatian yang sama dalam sebuah interaksi. Interaksionisme simbolik mengacu pada konsep, impression, management, role distance dan secondary adjustment yang ketiga tersebut bertumpu pada peranan the self dan the other. Tidak hanya mengamati permasalahan yang berkaitan interaksi, Goffman juga mengamati permasalahan face to face interaction yang artinya suatu interaksi secara tatap muka yang menjadi dasar atas pendekatan secara mikrososiologi dalam sebuah analisis sosiologis.

Dramaturgi adalah situasi dramatik yang sedang terjadi di atas panggung sebagai ilustrasi peranan orang berinteraksi yang berkaitan dengan sebuah realitas sosial menggunakan sandiwara dan alur yang ditentukan. Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, maka mereka akan menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain yang disebut sebagai pengelolaan pesan (impression management). Impression management merupakan suatu teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan.

KONSEP DRAMATURGI

Menurut Goffman dalam kehidupan sosial dibagi menjadi "wilayah depan" (Front Region) dan "wilayah belakang" (Back Region). Wilayah depan ini merujuk kepada peristiwa sosial yang menunjukkan individu tersebut bergaya atau menampilkan peran formalnya. Sedangkan wilayah belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang mempersiapkan perannya di wilayah depan. Dalam dramaturgi ada dua konsep yaitu Front Stage (Panggung Depan) dan Back Stage (Panggung Belakang).

  • Front Stage (Panggung Depan) adalah bagian pertunjukan yang berfungsi mendefinisikan situtasi pada penyaksi pertunjukan. Front Stage ini dibagi dua yaitu setting pemandangan fisik yang harus ada jika aktor ingin memainkannnya dan front personal dalam berbagai macam perlengkapan sebagai pembahasa perasaan dari aktor. Front personal mencakup bahasa verbal dan bahasa tubuh sang aktor. Misalnya berbicara sopan, postur tubuh, pakaian dan sebagainya. Front personal terbagi dua yaitu penampilan berbagai jenis barang yang mengenalkan status sosial, aktor dan gaya yang menunjukkan permainan peran para aktor dalam situasi tertentu atau melakukan pencitraan dirinya sebaik mungkin. Dalam Front personal kita menggunakan ekspresif equipment, jadi kita akan menggunakan mannernya, itu yang perlu diperhatikan di dalam dramaturgi. Jadi, dalam dramaturgi, misalnya motif kita ingin tercapai di tahun depannya kita harus memperhatikan momentum, memperhatikan yang namanya setting, memperhatikan yang namanya personal clone, perlu menampilkan apa perlu memperhatikan yang namanya Advance. Aspek lain dari dramaturgi di panggung depan adalah bahwa aktor sering berusaha menyampaikan kesan bahwa mereka punya hubungan khusus atau jarak sosial lebih dekat dengan khalayak daripada jarak sosial yang sebenarnya.
  • Back Stage (Panggung Belakang) adalah ruang dimana berjalannya skenario pertunjukan oleh tim (masyarakat rahasia yang mengatur pementasan masing-masing aktor)  atau dalam bahasa lain karakter suatu aktor yang asli ditampilkan. Panggung belakang ini biasanya dikenal tempat suatu aktor mempersiapkan perannya di wilayah depan, atau disebut kamar rias dalam pemeran drama. Pada panggung belakang ini seseorang akan terlihat karakter aslinya seperti ada teman yang di depan orang dia selalu jaim, namun ketika di belakang dia seperti tidak malu. Itu menunjukkan bahwa panggung depan dan panggung belakang bisa berbeda. Hal tersebut dilakukan karena dia ingin mendapatkan citra positf dari orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun