Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa bersejarah yang menandakan awal mula berdirinya negara Indonesia.Tetapi, di balik peristiwa monumental tersebut, terdapat banyak mitos dan fakta yang sering kali tidak di ingat. Memahami keduanya sangat penting untuk mengapresiasi perjuangan para pahlawan dan konteks sejarah yang lebih luas.Salah satu cerita yang banyak dikenal adalah bahwa Sukarno dan Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda ke Rengasdengklok dan terpaksa menandatangani proklamasi kemerdekaan. Meskipun sering digambarkan sebagai tokoh yang tidak setuju, Mohammad Hatta menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam proses tersebut. Baginya, keputusan untuk menyatakan kemerdekaan adalah hasil dari percakapan yang cermat antara mereka dan kelompok pemuda, bukan sesuatu yang dipaksakan.
Hatta menjelaskan malam sebelum  pengumuman proklamasi, mereka berada di Rengasdengklok untuk memastikan bahwa proklamasi  akan segera dilaksanakan setelah Jepang menyerah. Dalam pandangannya, tidak ada perbedaan mendasar dalam mengenai proklamasi itu sendiri, hanya ada diskusi tentang cara pelaksanaannya.Hal ini menunjukkan bahwa sejarah penculikan sering kali merupakan romatisasi peristiwa yang tidak mencerminkan kenyataan.Mitos lain yang sering beredar adalah bahwa pejuang kemerdekaan Indonesia hanya  berbekal bersenjatakan bambu runcing. Kenyataannya, banyak dari para pejuang tersebut adalah anggota pasukan terlatih seperti PETA (Pembela Tanah Air) yang telah mendapatkan pelatihan militer selama masa pendudukan Jepang. Mereka mempunyai akses terhadap senjata modern, terutama sten gun, meskipun pertempuran melawan Belanda penuh dengan ketidakseimbang militer.
Faktanya, para pejuang kemerdekaan Indonesia telah menggunakan berbagai strategi dan taktik selama perjuangan mereka.Pada tahun 1947,selama Agresi Militer Belanda I, terdapat serangan udara oleh pesawat tempur Indonesia terhadap posisi militer Belanda. Ini menunjukkan bahwa upaya untuk mencapai kemerdekaan kemerdekaan dilakukan secara  lebih terorganisisr dan professional daripada  yang sering dibicarakan. Menariknya bahwa naskah asli teks proklamasi sempat dibuang ke tempat sampah setelah ditulis oleh Soekarno. Beruntungnya, naskah tersebut ditemukan kembali oleh wartawan B.M. Diah pada dini hari 17 Agustus 1945.Penemuan ini menjadi simbol betapa rentannya dokumen bersejarah dan bagaimana sejarah sering kali dipengaruhi oleh kebetulan.
 Upacara proklamasi berlangsung dengan sangat sederhana. Tiang bendera dibuat dari batang bambu dan ditanam beberapa menit sebelum upacara dimulai. Bahkan, katrol tiang bendera dibuatkan dari gelas bekas.Ini menegaskan bahwa walaupun situasinya sedang darurat, semangat untuk merdeka tetap diutamakan. Upacara diawali dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada pukul 10.00 WIB, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo. Masyarakat pun menyanyikan lagu "Indonesia Raya" sebagai penutup acara.Memahami informasi seputar proklamasi kemerdekaan Indonesia sangat penting untuk menghormati perjuangan mereka yang kompleks dalam mencapai kemerdekaan. Mitos-mitos ini menciptakan pandangan yang tidak benar tentang perjuangan bangsa. Dengan mengupas mitos dan fakta seputar proklamasi, kita dapat lebih menghargai perjuangan para pahlawan dan memastikan kisah- kisah heroik mereka tidak dilupakan.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Andreas Gerry Tuwo. "Hatta, Mitos, Dan Legenda Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia." kumparanNEWS, 2019. https://kumparan.com/kumparannews/hatta-mitos-dan-legenda-seputar-proklamasi-kemerdekaan-indonesia-1riLPHJ9A88/full.
Azizah, Ulvia Nur. "Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Jam Berapa? Ini Sejarah-Teksnya." detikJogja, 2024. https://www.detik.com/jogja/berita/d-7492459/detik-detik-proklamasi-kemerdekaan-indonesia-jam-berapa-ini-sejarah-teksnya.
BAGI, PROKLAMASI KEMERDEKAAN D A N MAKNANYA. "BANGSA INDONESIA SEJARAH INDONESIA KELAS XI," n.d.
Natashia Salim, Alvin Brian Hananto, and Jessica Laurencia. "Analisis Buku 'Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan: 1945-1998' Oleh Dr. Aman, M.Pd. Sebagai Basis Perancangan Buku Alternatif," 2021, 324--27.
Oostindie, Gert, Muhammad Yuanda Zara, Marieke Boembergen, and Alicia Schrikker. "Perang Kemerdekaan Indonesia Dalam Gambar 1945-1949," n.d.
Press, U G M. Revolusi Nasional 1945 Di Semarang. UGM PRESS, 2021.