Gen-Z). Gen-Z merupakan individu yang lahir di antara tahun 1997 -2010. Generasi ini bertumbuh pada era perkembangan teknologi yang sangat pesat dan pengaruh lingkungan yang sangat kuat. Salah satu yang menjadi ciri khas dari Gen-Z adalah mereka yang dengan mudah mengakses berbagai informasi tanpa adanya batasan. Tentunya hal ini menimbulkan pro maupun kontra.
Dalam beberapa akhir ini, kita banyak mendengar istilah Generasi Z (Â Â Kesehatan mental atau lebih dikenal dengan mental healthy bukanlah kata yang asing lagi bagi kita, terutama bagi mereka yang menjadi bagian dari Gen-Z. Masalah ini merupakan yang terutama bagi kalangan Gen-Z. Pada lingkungan sekitar, Gen-Z memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang sangat tinggi. Melebih-lebihkan sesuatu yang bukan seharusnya juga merupakan salah satu ciri khas dari Gen-Z.
  Menurut berbagai survei faktor utama penyebab masalah kesehatan mental pada Gen-Z adalah kurangnya dukungan dari orangtua. Mereka memiliki suatu persoalan, dimana seharusnya disitulah peran orang-tua untuk menenangkan dan memberi solusi terbaik untuk anaknya. Akan tetapi, ada juga orang-tua yang mungkin lebih memilih kesibukan dalam pekerjaan, tanpa mendengar apa yang menjadi keluh kesah anaknya. Akibatnya, anak akan lebih memilih untuk diam dan memendam apa yang dia rasakan, dan itu sangat mempengaruhi kesehatan mentalnya jika di pikirkan terus-menerus tanpa mendapat tempat untuk bercerita.
  Tak hanya faktor dukungan orang-tua, tetapi tekanan media sosial dan tekanan pendidikan sangat dapat mempengaruhi kesehatan mental. Anak Gen-Z pada zaman sekarang sudah sangat pintar dalam bermedia sosial sehingga, mereka mengikuti standar media sosial dengan menampilkan foto maupun video terbaik yang telah di sempurnakan dan disebarkan pada berbagai platform. Hal ini dapat menyebabkan rasa ketidakpuasan dalam diri sendiri, seperti tidak puas dengan kecantikan, kebahagiaan, melihat hasil pencapaian orang lain yang lebih baik dan lainnya. Akibatnya, Gen-Z akan merasa bahwa dirinya rendah dan tidak pantas, hal ini membuat mereka terus berfikir lebih dan membuat kesehatan menalnya melemah. Semoga dengan opini ini, dapat menyadarkan betapa pentingnya kita untuk menjaga kesehatan mental kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H