Pemasalahan yang terjadi pada petani yang ada di Desa Kebondalem Lor. Terjadi bukan hanya karena memperebutkan air untuk irigasi. Melainkan ada seorang petani yang sangat licik ketika sedang menggarap sawah. Sampah yang telah dikumpulkan di lemparkan ke sawah milik petani lainya. Hal tersebut dapat memicu terjadinya konflik antar keduanya. Pemilik sawah yang terkena imbas akibat sampah yang mengotori sawahnya dapat menyumbat saat akan dilakukan pengairan. Tetapi petani yang dengan sengaja membuah sampah tersebut tidak mau bertanggung jawab dan malah berkata bahwa cuma kaya gitu aja di bikin masalah. Petani yang merasa dirugikan tersebut tidak terima, sehingga ia menantang petani itu dengan cara ngajak berantem. Bukan hanya menggunakan tangan kosong melainkan dengan menggunakan parang.
     Menurut saya permasalahan tersebut sangat berkaitan dengan teori konflik sosial. Karena di dalamnya tidak hanya melakukan kegiatan pertanian saja, melainkan para petani tersebut mengalami konflik yang berakhir tidak wajar. Petani yang merasa di rugikan tersebut tidak terima karena sawah yang tadinya sudah tidak ada sampah seditpun, tiba-tiba petani sebelah membuang sampah di tempatnya. Hal tersebut sudah dibicarakan baik-baik tetapi petani sebelah tetap tidak merasa bersalah sedikitpun. Alhasil petani yang merasa dirugikan tersebut mendatangi rumahnya lalu beradu argumen sampai akhirnya hampir terjadi suatu hal yang sangat nekat. Karena petani tersebut hampir saja ngajak bunuh-bunuhan. Tetapi hal tersebut dapat di lerai oleh sebagian warga.Â
      Saya mengenal teori konflik yang di jelaskan oleh Lewis A Coser, dari buku teori sosiologi kontemporer. Buku tersebut menjelaskan banyak hal mengenai konflik sosial. Konflik sendiri sering dikaitkan dengan suatu permasalahan yang dilakukan secara berkelahi antar kelompok. Dalam buku yang berjudul "The Fungtions of Social Conflict" Coser berpendapat bahwa konflik sosial tidak dapat memuat akan semua fenomena. Dalam karya tersebut ia menjelaskan pula bahwa konsep konflik sosial harus sesuai dengan data yang telah ditentukan. Dengan memberikan suatu penjelasan mengenai wawasan dan ide dari karya Simmel. Selain itu, dari buku tersebut Coser juga mengomentari pendapat dari Parson mengenai konflik yang dibahas secara lebih detail. Coser berpendapat bahwa pengaruh dari konflik tidak kepada kemunduran tapi lebih kepada peningkatan antara hubungan sosial. Ia juga mengatakan bahwa konflik yang terjadi tidak selalu menimbulkan hal yang negatif, melainkan ada juga konflik yang menimbulkan kepada hal yang bersifat positif.
      Dengan adanya teori tersebut contoh yang saya paparkan mengenai konflik yang terjadi antar petani di Desa Kebondalem Lor sudah tepat. Yang pada awalnya hanya memberitahu secara baik-baik, namun petani yang telah berbuat kesalahan tidak peduli sedikitpun. Akhirmya pemilih sawah yang merasa dirugikan tersebut, tidak terima dengan sikap dan tanggapan dari petani yang memiliki sawah disebelahnya. Pada saat itu juga dua petani tersebut beradu mulut, bukan hanya disawah saja, melainkan berlanjut sampai rumah. Dikarenakan rumah dua petani tersebut hanya selisih satu rumah, maka permasalahan tersebut diperbesar. Sampai pemilik sawah yang merasa dirugikan itu sudah terlalu emosi, maka yang keluar dari ucapannya pun ingin membawa senjata tajam untuk melakukan sesuatu yang sangat diluar nalar. Permasalahan yang awalnya kecil kemudian diperbesar sehingga, para warga ikut melerai keduanya, tetapi mereka tetap saja masih berkonflik. Dan pada akhirnya ada seorang yang berprofesi sebagai tentara, ikut melibatkan diri guna menengahi kedua belah pihak.Â
     Teori konflik ini merupakan teori yang diperkenalkan oleh Lewis Coser. Ia merupakan seorang sosiolog yang lahir  di Berlin tahun 1913 dan wafat di Cambridge, Massachusetts pada tanggal 8 Juli tahun 2003. Seorang sosiologi jerman, Amerika yg menjabat sebagai presiden ke 66 asosiasi amerika ditahun 1975. Coser terkenal dengan karya fenomenanya. Ia juga merupakan seorang sosiologi pertama yang mencoba untuk menyatukan fungsionalisme struktural dengan teori konflik. Teori konflik dalam pandangan coser yaitu sebuah sistem sosial yang bersifat fungsional. Menurut coser konflik yangg terjadi tidak selalu menimbulkan hal yang negatif ada juga konflik yang menimbulkan suatu hal yang bersifat positif.Â
Referensi :
https://sg.docworkspace.com/d/sIAOqrMxgnsT_qQY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H