Dunia kembali digemparkan dengan munculnya wabah baru dari Cina yaitu Pneumonia. Pneumonia ini lebih sering menyerang anak-anak karena kekebalan tubuh mereka yang masih lemah.
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada paru-paru. Pneumonia yang umum terjadi di Cina disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae, namun tingkat infeksinya tidak setinggi virus corona dan masa inkubasinya lebih lama. Gejala pneumonia  lebih ringan dibandingkan virus corona, seperti batuk, demam, nyeri dada, kelelahan, dan sesak napas. Gejala pada anak antara lain hidung tersumbat, batuk, dan bersin. Jika kondisi pasien baik dan tidak ada masalah imunitas, pneumonia akan sembuh dengan sendirinya.
Imran Panbudi, Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan,  mengatakan  pneumonia yang banyak terjadi di China sama dengan pneumonia yang biasa terjadi di masyarakat yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae. Oleh karena itu, kami menghimbau masyarakat untuk tidak panik dalam menyikapi penyakit pneumonia, menjaga jarak  aman dengan orang yang menderita pneumonia, menjalani pola hidup sehat, menjaga daya tahan tubuh, dan tetap waspada dengan bepergian ke luar negeri.
Untuk mencegah penyebaran pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran Nomor PM.03.01/C/4632/2023 tentang Tindakan Pencegahan Terhadap Kejadian Pneumonia Mycoplasma di Indonesia pada tanggal 27 November 2023. Surat ini berisi tindakan pencegahan yang harus dilakukan  seluruh tingkat kesehatan untuk memerangi penyebaran pneumonia Mycoplasma di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H