Salah satu kebiasaan manusia yang agaknya sulit diubah adalah mengeluh. Dalam hal apa pun, entah disadari atau tidak, kita pasti pernah mengeluh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengeluh sendiri berarti menyatakan susah, baik karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, maupun penyebab lain.
Faktanya, mengeluh menjadi hal yang wajar dan normal dilakukan siapa pun. Hanya saja, jika terlalu berlebihan, hal ini akan memberi dampak buruk bagi kehidupan kita.
Saya pribadi, dahulu, sering mengeluh. Tiap kali menemui dan atau mengalami kesulitan, hal utama yang saya lakukan adalah mengeluh tanpa henti.
Namun, sejak beberapa waktu lalu, saya berusaha keras mengubah kebiasaan buruk saya sebagai "tukang mengeluh" menjadi "tukang bersyukur".
Tidak mudah sebenarnya, terutama jika sedang mengalami banyak cobaan, masalah, atau hal buruk lainnya yang mengundang kebiasaan mengeluh itu muncul kembali.
Perbanyak rasa bersyukur
Berdasarkan pengalaman pribadi, ketika saya lebih banyak mengeluh atau bersungut-sungut, di situlah saya sering memandang kehidupan sebagai hal negatif dan tidak berpihak kepada saya.
Padahal, realitasnya, tidaklah demikian. Persepsi tentang kehidupan yang sebenarnya positif bisa berubah negatif, karena kebiasaan mengeluh yang tidak sesuai porsinya.
Sekali dua kali mengeluh adalah hal yang wajar dan normal. Namun, jika sudah berulang kali dilakukan, mengeluh akan menjadi kebiasaan yang hanya mendatangkan hal negatif.
Untuk mengatasinya, kita bisa mengubah kebiasaan mengeluh menjadi perbanyak rasa syukur. Ucapkan kata-kata positif selalu, meski hal yang dialami bisa jadi tidak mengenakkan kita.
