Mohon tunggu...
Vanya  Karunia Mulia Putri
Vanya Karunia Mulia Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis.

Sedang, dan akan selalu belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kaitan antara Web 3.0 dengan Jurnalisme Online

16 Februari 2019   19:47 Diperbarui: 16 Februari 2019   20:09 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Web 3.0

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee (sang penemu World Wide Web), ketika menulis sebuah artikel yang menggambarkan Web 3.0 pada tahun 2001.

Adapun artikel ini menggambarkan Web 3.0 sebagai sarana untuk mesin agar dapat membaca halaman website, kemampuan ini menandakan bahwa bukan hanya manusia saja yang dapat membaca halaman website, namun mesin turut dapat membaca hal ini pula.

Penggunaan Web 3.0 atau web semantik diperpanjang dari tahun 2010 hingga tahun 2019. Adanya Web 3.0 memiliki maksud agar pengguna dapat mencari dan melihat informasi yang diinginkan.

 Tujuan utama dari web semantik ini adalah untuk mengoptimalkan pencarian secara online, yang didasarkan pada sejarah, kesukaan dan hobi dari pengguna.

Salah satu keuntungan terbesar dari Web 3.0 adalah kini masyarakat dapat mengakses informasi dari mana saja secara online. Selain itu jenis web ini juga menciptakan sistem pencarian online secara lebih personal, artinya Web 3.0 dapat secara otomatis "menyesuaikan diri" sebagai kebutuhan dari pengguna.

Artinya adalah web semantik menjadi alat terbaik bagi pengguna untuk melakukan pencarian atau penjelajahan informasi secara lebih personal, karena Web 3.0 sudah menyimpan big data tentang kesukaan dan hobi dari pengguna.

Salah satu contoh dari penerapan Web 3.0 adalah ketika seseorang mencari informasi secara online, maka secara otomatis data terkait informasi tersebut disimpan.

https://hackernoon.com/the-web-3-0-the-web-transition-is-coming-892108fd0d
https://hackernoon.com/the-web-3-0-the-web-transition-is-coming-892108fd0d
  • Jurnalisme Online

Berdasarkan hasil survei tahun 2017 yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menuliskan bahwa lebih dari 50 persen populasi masyarakat di Indonesia atau sekitar 143 juta penduduk (dari 262 juta penduduk) telah terhubung dengan internet.

Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang menggunakan internet, hal ini juga berdampak kepada praktik jurnalisme di Indonesia. Agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan internet, para jurnalis diharuskan untuk dapat menerapkan praktik jurnalisme online di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun