Mohon tunggu...
Sekar MelatiWisaksono
Sekar MelatiWisaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo nama saya Sekar Melati Wisaksono, saya adalah mahasiswa di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masuknya Budaya K-pop di Indonesia

30 Desember 2024   06:30 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:44 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Korea Selatan secara strategis mengembangkan industri hiburannya melalui Hallyu (Korean Wave), yakni fenomena global penyebaran budaya Korea. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia, seperti akses internet yang semakin meluas dan maraknya penggunaan media sosial, mempermudah masyarakat untuk mengenal budaya K-pop. Platform seperti YouTube, Twitter, dan Instagram menjadi medium utama bagi artis K-pop untuk menjangkau penggemar di Indonesia. Namun masuknya budaya K-pop ke Indonesia dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif.


Dampak positif masuknya budaya K-pop di Indonesia

Dengan masuknya budaya K-pop di Indonesia dapat mengembangkan kreatifitas, kehadiran  K-pop mendorong banyak musisi dan penari Indonesia untuk meningkatkan standar kualitas mereka, baik dalam aspek produksi musik maupun koreografi. Selain itu fenomena K-pop sering mendorong penggemar untuk lebih aktif menggunakan teknologi digital, yang meningkatkan literasi teknologi dan keterampilan media sosial di kalangan anak muda.

Selain itu bisa untuk membuka peluang bisnis dan membuka UMKM di Indonesia, penggemar K-pop sering membeli merchandise resmi dan produk terkait, yang mendukung pertumbuhan usaha lokal yang menjual barang serupa. Selain itu penggemar di era ini tertarik dengan produk makanan khas Korea, seperti kimchi, tteokbokki, dan ramyeon, semakin diminati, membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat.


Dampak negatif masuknya budaya K-pop di Indonesia

Akan adanya minim apresiasi terhadap budaya lokal, banyak generasi muda lebih mengidolakan budaya K-pop dibandingkan budaya tradisional Indonesia, seperti seni tari dan musik daerah. Serta popularitas K-pop dapat menggeser perhatian masyarakat dari karya seni dan budaya lokal. Para penggemar K-pop akan lebih mendominasikan budaya Korea ketimbang Indonesia, seperti mereka mengikuti tariannya dan berpakaiannya.

Banyak artis K-pop dianggap sebagai standar kecantikan yang ideal, sehingga beberapa penggemar merasa tidak percaya diri dengan penampilan mereka sendiri. Sehingga lebih obsesi dengan penampilan fisik karena standar kecantikan di Korea yang tidak realistis.


Kesimpulan

Tidak selamanya budaya K-pop yang masuk ke Indonesia memberikan dampak negatif, tetapi juga dapat memberikan dampak positif. Tergantung bagaimana kita bisa mengadopsi budaya Indonesia dengan baik, sehingga masyarakat Indonesia juga bisa lebih mengenal budaya Indonesia sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun