Mohon tunggu...
meksit saja
meksit saja Mohon Tunggu... -

hanya turut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gunung Sinabung Meledak: Pertanda Tuhan?

30 Agustus 2010   14:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:35 2154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika seruan Ganyang malaysia bergaung di Nusantara, Tiba2 Gunung Sinabung meledak. Mungkinkah ini sebuah pertanda Tuhan agar kita menjauhi perang dan perbuatan anarkhis yang bisa membuat chaos bangsa Indonesia.?

Meledaknya Gunung Sinabung membuat 20 ribu lebih penduduk yang bermukim diwilayah itu mengungsi ke posko2 bantuan pemerintah. Konon Pemerintah mengeluarkan dana sekitar 8 miliar lebih untuk memberi bantuan pada pengungsi. Jumlah ini kecil jika dibandingkan dengan pengungsian yang bakal terjadi seandainya perang meletus antara RI - malaysia .

Tentu dibalik sikap sombong Malaysia ada yang diandalkan. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa Indonesia akan dijadikan kelinci percobaan senjata2 baru ciptaan negara barat yang dipelopori Inggris dalam peperangan antar Malaysia-RI. Sungguh kejam dan mengerikan kehancuran yang bakal diderita Indonesia bila pendapat itu benar.

Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di Dunia seakan jadi momok bagi negara barat. Walaupun prestasi Indonesia cukup bagus dimata mereka namun tetap masih merupakan ancaman. Dan perang RI dan Malysia merupakan kesempatan emas melemahkan Indonesia. Jika Indonesia kalah perang, mereka akan membagi2 wilayah Indonesia menjadi beberapa negara kecil dan kekayaan alam Indonesia dikuras sebagai pampasan perang.

Saya teringat ujaran Yesus dalam injil perjanjian baru :
" Hendaklah kamu cerdik bagai ular, namun hatimu tulus bagai kelinci."
Indonesia patut bersikap keras namun hindari perang melawan malaysia.
Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun