Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Humor

Tukang Bunga dan Siswa Nakal

8 Maret 2011   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

nah disebuah desa, hiduplah seorang lelaki yang mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk bunga. Setiap hari yang ia lakukan adalah menanam bunga dan bunga hingga tercipta sebuah bunga baru yang belum pernah ada. Alasan ia mengembangkan kebiasaan ini adalah untuk mendapatkan Silver Cup ataupun pemenang Rose of the Year.

Ia tinggal sendiri disebuah rumah berkaca yang tak jauh dari jalan berbatu.

Satu yang menjadi masalah pada dirinya dan kegiatanya ini adalah kenakalan anak-anak yang selalu saja melempar batu kerumahnya hingga kaca rumahnya pecah dan merusak bunga-bunganya.

Banyak upaya yang telah ia lakukan untuk menghindari ulah anak-anak itu. kadang ia pura-pura berdiri di samping kaca rumahnya saat jam sekolah mulai atau selesai untuk menakut-nakuti para siswa tapi lama kelamaan ia pusing juga. karena ia tak mungkin bisa menjaga setiap waktu. ia juga telah melapor ke kepala sekolah tapi tak juga ada perubahan dari anak-anak itu. tetap saja mereka melempari rumahnya. bahkan yang extrempun ia telah lakukan, kadang ia bersembunyi disemak-semak dan mengejar anak-anak yang melempar rumahnya tapi sayangnya tak pernah berhasil karena anak-anak itu larinya lebih kencang dari dia yang sudah keriput.

Batu-batu yang ada dijalanpun telah ia pungut satu persatu agar tak ada alat yang digunakan anak-anak sekolah itu melempar rumahnya tapi tetap saja. anak-nak itu malah menggunakan gumpalan tanah sebagai alat untuk melempar.

Si tukang bunga itu sudah hampir putus asa. hingga ia membua sebuah papan pemberitahuan (layaknya bendera putih) yang isinya "TOLONG!!JANGAN LEMPAR LAGI YAH". tetap saja tak ada perubahan, mereka tetap melempar tapi  kali ini anak-anak malah melempar papan itu. akhirnya sang tukang kebunpun membuat papan yang lebih besar lagi dan memindahkanya dari dekat rumahnya yang berkata "JANGAN LEMPAR KESINI". sejak saat itu, sang tukang kebun mendapatkan keamanan dari gangguan anak-anak. a nak-anak lebih senang melempari pepan pengumuman itu dari pada rumahnya.

tak jarang kita lebih suka melakukan apa-apa yuang dilarang daripada apa-apa yang direkomendasikan pada kita untuk dilakukan..

diambil dari buku BIMA,

salam sayang,

Rp 27000, Harga Keajaiban

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun