Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tindik Itu Mode, Mau Tindik di Mana??

18 Desember 2010   02:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 2555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12926393361694388359

illustrasi saja

Kemarin sore sesaat setelah saya naik ke bis langganan saya, kami pun melintas di jalan besar tepat di depan pasar Bandar jaya. Seiiring bis berjalan dengan pelan karena macet, perhatian sayapun tertuju pada beberapa pemuda tanggung, mungkin dibawah usia dua puluhan. Apa yang membuat saya tertarik akan mereka bukanlah karena mereka ganteng atau keren tapi karena keberadaan tindikan di bibir bawah mereka. kemudian mereka menempatkan semacam anting-anting layaknya telinga disana. Banyak pertanyaan yang datang ke kepala saya perihal hal tersebut, apakah sewaktu ditindik itu tidak sakit? kemudian apakah yang mereka rasakan bila sudah punya koleksi seperti itu, apakah itu semacam tanda bahwa mereka gaul?? Entahlah. Kemudian apakah setiap sudut daritubuh kita ini bisa ditindik dan kemudian dipasang sebuah anting disana?

Untuk mengetahui perihal ini secara general, saya pun menayakan beberapa perempaun seputar proses penindikan, karena rata-rata wanita telinganya pasti ditindik sebagai hiasan diri kelak. Nah ternyata proses pembuatan lubang/penindikan sudah mengalami peningkatan. Berdasarkan info yang saya dapatkan bahwa dulu untuk proses penindikan dilakukan dengan menggunakan perhiasan itu sendiri, langsung saja menekan mata anting atau giwang tersebut ketelinga atau bias juga dengan duri dan jarum. Sekarang sudah berbeda, sekarang sudah menggunakan mesin tembak/mesin jarum. Dimana ada sebuah alat yang dapat menggerakkan jarum (jarum sebagai alat untuk membuat lubang) dengan cepat hingga menembus kulit atau bagian tubuh yang ditindik. Memang rasanya agak sakit dan akan ada darah disana tapi semua itu aka segera berlalu beberapa menit kemudian.

Berdasarkan pengamatan saya, ada beberapa point yang sering ditindik (bagian tubuh). Contohnya saja hidung, biasanya akan ditindik dari lubang hidung ke bagian luar. Dan sebagai tandanya beberapa orang sering melengketkan perhiasaan kecil disana. Selanjutnya adalah bibir bagian bawah. Nah seperti yang saya lihat, di bibirnya dibuat semacam hiasan juga, benda yang meling dan mengkilap. Bagian tubuh yang lain adalah lidah. Kalau yang Ini memang susah menemukanaya karena tak akan ketahuan bila orangnya tak berbicara dengan kita.

Dan yang sering adalah dibagian telinga, baik dibagian bawah daun telinga atau bagian atasnya. Satu bagian lagi yang tak pernah diketahui orang lain adalah pada bagian pusar. Disini orang juga sering menindiknya. Dan masih ada lagi yang lain tergantung kesukaan dimana mereka ingin menindiknya, paling tidak itulah bagian-bagian tubuh yang sering ditindik.

Mengenai perasaan yang mereka rasakan bila sebagian tubuh mereka ditindik adalah rasa bangga dan seakan merasa keren sekali tentunya. Tapi ini hanyalah pengamatan saya semata saja. sebagaian lagi akan merasa sebagai anak punk, anak gaul dan metal, cadas. Karena sepertinya tindik menindik ini sudah menjadi sebuah lifestyle maka ada perasaan bangga tentunya yang dirasakan oleh pemiliknya, karena telah mengikuti ajang yang sudah mendunia ini. Sebagian lagi merasa bahwa dengan menindik membawa nilai artistic sendiri pada tubuh mereka. tapi kembali lagi pada peroranganya, dibalik semua itu mereka pasti menyimpan sebuah alasan yang masuk akal. Mungkin alasan mereka akan sama seperti yang sudah tertulis sebelumnya dan mungkin akan berbeda juga. Hanya merekalah sendirilah yang tahu.

Salam Tindik,

sumber gambar

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun